Bisnis.com, PARIAMAN – Pembudidayaan burung puyuh digencarkan di Pariaman Timur, Kota Pariaman, Sumatra barat, di antaranya dengan pembinaan melalui Pos Penyuluh Desa (Posluhdes) Kaluat. Budi daya burung puyuh itu mencapai omzet Rp6 juta per bulan.
"Budi daya burung puyuh ini merupakan program pemerintah desa sekitar satu tahun lalu untuk meningkatkan ekonomi masyarakat," kata Kepala Desa Kaluat, Ali Amran, melalui Kaur Perencanaan Desa Kaluat Mailiza di Pariaman pada Jumat (28/11/2020).
Dia mengemukakan setidaknya pada tahun lalu pihaknya membeli sekitar 1.200 bibit burung puyuh untuk dibudidayakan oleh dua dasawisma di desa itu.
Selain memberikan bibit puyuh, lanjutnya pihaknya juga memberikan mesin tetas telur puyuh agar kelompok masyarakat dapat mengembangkan usahanya.
Mailiza menyampaikan saat ini pihaknya mempersiapkan badan usaha milik desa (BUMDes) untuk mengakomodasi penjualan telur puyuh tersebut. "Insyaallah BUMDes 2021 bisa berdiri dan dapat mengatasi permasalahan usaha dari masyarakat di Desa Kaluat."
Sementara itu, pengelola budi daya burung puyuh setempat, Afridoni, 42 tahun, mengatakan pada masa produktif pendapatan dari penjualan telur puyuh mencapai Rp5 juta sampai Rp6 juta per bulan. "Sekarang pendapatan menurun karena masa produktif burung puyuh sudah hampir habis."
Akibat masalah tersebut, hingga saat ini pemasaran telur puyuh miliknya hanya dipasarkan di Kota Pariaman.
Dia sedang mengupayakan peremajaan burung puyuh dengan memanfaatkan mesin tetas yang dimiliki. "Namun, untuk pengembangan atau penambahan kandang sulit karena butuh modal yang besar."
Dia berharap dengan adanya BUMDes nantinya dapat membantu dalam hal pengembangan usaha budi daya puyuh sehingga hasil yang didapatkan juga maksimal.