Bisnis.com, PADANG - Jalan sepanjang 44 kilometer yang menghubungkan dua daerah di Provinsi Sumatra Barat, yakni Kabupaten Solok dan Kabupaten Pesisir Selatan, diperkirakan rampung 2021.
Keberadaan jalan itu nantinya akan memberikan dampak perekonomian yang positif antar dua daerah itu, karena memiliki potensi pertanian dan perikanan yang bisa diangkut dengan jarak tempuh yang cukup singkat.
Kabupaten Solok tepatnya di Nagari/Desa Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, merupakan kawasan Sentra Bawang Merah di Sumbar serta di daerah Solok itu juga merupakan daerah penghasil beras premium.
Begitu juga di daerah Kabupaten Pesisir Selatan merupakan daerah penghasil ikan laut segar yang cukup besar di Sumbar.
"Jadi keberadaan jalan baru itu dapat menghubungkan perekonomian masyarakat petani antara dua daerah," kata Wakil Gubernur Sumba Nasrul Abit, Kamis (10/9/2020).
Dia menjelaskan selama ini untuk mengangkut hasil panen bawang merah dan penjualan beras di Kabupaten Solok harus melewati Kota Padang dengan jarak tempuh mencapai 120 kilometer. Tapi bila nanti jalan baru itu bisa dilewati maka jarak tempuh menuju Kabupaten Pesisir Selatan hanya 44 kilometer.
Baca Juga
Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit saat melihat perkebunan bawang putih di Kabupaten Solok sebelum adanya Covid-19./Bisnis-Noli Hendra
Adanya jalan itu memangkas jarak tempuh sekitar 80 kilometer. Dengan demikian bila nelayan di Pesisir Selatan membawa ikan laut segar ke Solok tidak mengurangi kesegaran ikannya.
Begitu juga sebaliknya, sayur-sayuran yang ada di Kabupaten Solok juga akan masih terlihat segar bila dibawa ke Pesisir Selatan. Padahal selama ini kedua daerah ini sulit terhubung, karena belum adanya jalan yang dapat memberikan jarak tempuh yang lebih dekat ketimbang harus melewati Kota Padang.
Wagub menyebutkan hingga Maret 2020 jalan itu telah tuntas di aspal sepanjang 21,8 kilometer dan masih tersisa 22,2 kilometer lagi. Selama ini anggaran yang digunakan untuk mengerjakan jalan itu, melalui APBN dan APBD Pemprov Sumatra Barat.
"Masih butuh waktu untuk menyelesaikan pembangunan jalan itu karena ada beberapa titik yang belum diaspal karena terkendala kawasan hutan margasatwa, dan kini hal ini masih diurus ke KLHK," jelas dia.
Menurutnya supaya jalan itu bisa tuntas dikerjakan setidaknya dibutuhkannya anggaran sekitar Rp70 miliar lagi dengan demikian pada 2021 mendatang jalan tersebut bisa tuntas.
Sementara itu Kepala Dinas PU Sumbar Fathol Bari menambahkan lokasi pembangunan jalan itu sifatnya merupakan izin prinsip pinjam pakai yang sudah diperoleh dari Kementerian LHK.
Fathol menjelaskan ruas jalan itu sudah mulai dibangun sejak 2008 lalu. Dikarenakan adanya beberapa titik jalan yang masuk kawasan hutan lindung, sehingga belum semua jalan yang kini telah mulus di aspal.
"Jadi kalau datang dari arah Pesisir Selatan Bayang itu jalannya sudah di aspal. Nah akan menemukan beberapa titik jalan yang masih belum bisa dilakukan pengerasan dan juga membuka jalan, dan itu adalah kawasan hitung lindung," sebut dia.
Dia melihat keberadaan jalan itu nantinya akan memberikan banyak manfaat terutama untuk perekonomian masyarakat petani dan nelayan di dua daerah tersebut.