Bisnis.com, JAKARTA – Ekonomi Provinsi Lampung triwulan II/2020 mengalami kontraksi sebesar 3,57 persen dibandingkan dengan triwulan II/2019 (y-on-y).
Pengumuman resmi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung pada Rabu (5/8/2020) menyebutkan bahwa dari sisi produksi, kontraksi terdalam terjadi pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan yakni sebesar 13,22 persen.
Sementara itu, dari sisi pengeluaran, kontraksi terdalam terjadi pada komponen impor barang dan jasa sebesar 13,85 persen dan ekspor barang dan jasa sebesar 9,96 persen.
BPS Lampung juga mengemukakan bahwa perekonomian daerah itu pada triwulan II/2020 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp89,56 triliun. Adapun PDRB atas dasar harga konstan tahun 2010 mencapai Rp60,06 triliun.
Selain itu, BPS Lampung memerinci mengenai kondisi transportasi di daerah itu bahwa angkutan kereta yang berangkat dari Stasiun Kereta Api Tanjung Karang selama Juni 2020 tidak menyediakan angkutan penumpang karena pandemi corona dan hanya menyediakan angkutan barang yaitu 1.065.341 ton,
Volume itu menurun 1,06 persen apabila dibandingkan dengan Mei 2020 yaitu 1.076.762 ton. Selanjutnya dibandingkan dengan periode yang sama pada Juni 2019, juga terjadi penurunan 39 persen.
Selanjutnya, jumlah penumpang kapal feri yang berangkat melalui Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni pada Juni 2020 tercatat 24.784 orang, naik 183,86 persen dibandingkan dengan Mei 2020 sebanyak 8.731 orang.
Adapun penumpang pesawat udara yang berangkat dari Bandara Radin Inten II pada Juni 2020 sebanyak 4.551 orang, naik 636,41 persen dibandingkan dengan Mei 2020 sebanyak 618 orang.
