Bisnis.com, MEDAN - PT Bank Mestika Dharma Tbk. merevisi target pertumbuhan kredit pada tahun ini, sebagai dampak pandemi virus corona (Covid-19).
Kepala Bagian Sekretaris Perusahaan PT Bank Mestika Dharma Tbk. Suharto Kurniawan mengatakan target bisnis perseroan secara umum memang tidak mengalami perubahan. Hanya saja, untuk target pertumbuhan kredit pada tahun ini perlu direvisi kembali.
Semula, emiten bersandi saham BBMD ini, memproyeksikan pertumbuhan kredit mencapai 11% pada tahun ini. Namun, akibat pandemi Covid-19, perseroan memangkas target pertumbuhan menjadi sekitar 1%-2%.
Revisi target itu mempertimbangkan kondisi ekonomi yang terdampak wabah corona. Meluasnya penyebaran virus corona memukul banyak sektor usaha.
Kondisi tersebut juga terjadi pada nasabah penerima kredit perseroan. Ada di antara mereka yang mengajukan permohonan restrukturisasi karena usahanya menurun karena Covid-19.
Per April 2020, Bank Mestika telah menyetujui permohonan restrukturisasi terhadap lima nasabah dengan nilai kredit sekitar Rp99 miliar.
"Kita membutuhkan konsentrasi untuk memberikan layanan prima kepada para nasabah eksis. Di samping itu, perusahaan lebih hati-hati untuk menyalurkan kredit baru. Hal-hal itu menjadi beberapa faktor yang memengaruhi terjadinya perubahan pertumbuhan kredit," katanya kepada Bisnis dikutip Selasa (2/6/2020).
Suharto melihat seluruh sektor usaha akan kembali bangkit meski besaran pertumbuhan tiap sektor usaha berbeda antar satu dengan yang lain. Sektor perdagangan dan pertanian akan cenderung bergerak lebih dulu dan menjadi penggerak pertumbuhan sekor usaha lainnya.
Kedua sektor itu akan mendorong pertumbuhan kredit. Sektor usaha perdagangan berkontribusi 16,67% terhadap kredit perseroan, sedangkan pertanian 12,65%.
Suharto menyebut kredit di sektor rumah tangga juga akan tumbuh. Kebutuhan masyarakat terhadap kepemilikan rumah akan kembali bergerak setelah kondisi lebih kondusif. Sektor rumah tangga berkontribusi 18,27% terhadap kredit perseroan.
"Kontribusi ketiga sektor usaha tersebut mencapai lebih dari 47,5% dari total kredit," imbuhnya.