Bisnis.com, PEKANBARU - Merebaknya virus Corona di China berdampak pada kenaikan harga bawang putih di pasar tradisional Pekanbaru. Pasalnya, pasokan bawang putih di ibukota Provinsi Riau ini banyak dipasok dari China yang saat ini tengah membatasi aktivitas ekspor dan impor.
Ingot Ahmad Hutasuhut, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (DPP) Kota Pekanbaru, menyampaikan pihaknya akan berupaya menekan kenaikan harga komoditas bawang putih.
Adapun, selama tiga hari terakhir harga bawang putih melejit hingga Rp50 ribu per kilogram. Padahal, biasanya bawang putih dijual paling mahal seharga Rp30 ribu per kilogram.
Ingot menyebut kenaikan harga bawang putih terjadi karena ada batasan pengiriman, sehingga membuat stok terbatas. Adapun, pasokan bawang putih untuk Pekanbaru memang sebagian besar didatangkan dari China, selain dari Sumatera Utara.
"Selain ada batasan keluar masuk warga, di China juga mereka batasi untuk pengiriman keluar masuk barang. Ada batasan pengiriman komoditi barang. Karena kita impor bawang putih ini dari China," kata Ingot dalam keterangan resminya, Kamis (6/2/2020).
Ingot menjelaskan bahwa impor bawang putih dari China dilakukan karena pasokan bawang putih yang tidak mencukupi dari dalam negeri.
Untuk mengatasi kenaikan harga yang berlebihan, pihak DPP Pekanbaru mengatakan bakal berkomunikasi dengan spekulan atau pemasok komoditas bawang putih untuk mencari jalan keluar.
"Kita juga akan berkoordinasi dengan Bulog untuk dapat menekan harga kenaikan bawang putih ini," imbuh Ingot.
Kondisi kenaikan harga bawang putih yang cukup signifikan tersebut dinilai telah membuat pembeli terkejut dan mengurangi pembelian.
Di sisi lain, harga komoditas bahan pokok lain dilaporkan masih stabil. Harga cabai asal Bukittinggi sebesar Rp40 ribu per kilogram, cabai asal Medan seharga Rp38 ribu per kilogram, dan bawang merah sebesar Rp38 ribu per kilogram.