Bisnis.com, PALEMBANG – Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan mengklaim provinsi tersebut menjadi daerah yang terbanyak meremajakan lahan sawit dalam program Peremajaan Sawit Rakyat sejak dicanangkan pada 2017.
Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Dinas Perkebunan Sumsel, Rudi Arpian, mengatakan pada tahun 2019 lalu daerah itu telah meremajakan lahan sawit seluas 12.854 hektare (ha).
“Capaian ini lebih tinggi dari empat provinsi lainnya yakni Riau, Aceh, Jambi dan Sumatera Barat,” katanya, Senin (6/1/2020).
Berdasarkan data tahun 2019, Provinsi Riau meremajakan lahan sawit seluas 12.436 ha, Provinsi Aceh seluas 8.653 ha, Provinsi Jambi seluas 7.470 ha dan Provinsi Sumatera Barat seluas 5.415 ha.
Sementara pada 2018, Sumsel meremajakan 8.531 ha, Riau 5.611 ha, Aceh 4.086 ha, Kalimantan Barat 2.884 ha, dan Kalimantan Tengah 2.024 ha.
Sedangkan pada 2017 Sumsel 7.273 ha, Riau 3.593 ha, Jambi 1.192 ha, Kalimantan Tengah 1.175 ha dan Sumatra Utara 898 ha.
Meski menjadi yang terbanyak dalam tiga tahun terakhir, menurut Rudi potensi peremajaan lahan sawit di daerah ini masih tinggi karena dari 1,18 juta ha lahan sawit yang ada terdapat 21.343 ha yang tanamannya sudah berusia tua.
Oleh karena itu, pemerintah mendorong kelompok tani untuk memanfaatkan program PSR yang didanai Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
“Realisasi setiap tahun terus bertambah, berbeda saat awal di tahun 2017 yang sangat rendah. Kini, petani didampingi agar bisa mengakses program PSR ini,” kata dia.
Program peremajaan sawit rakyat diresmikan Jokowi di Musi Banyuasin, Sumsel, 13 Oktober 2017 bertujuan untuk meningkatkan produktivitas panen dari 2,5 ton CPO per ha menjadi 8 ton CPO per ha. Biaya Rp25 juta per ha itu ditanggung oleh BPDPKS dengan syarat lahan harus bersertifikat, memiliki dana pendampingan, lahan yang tidak produktif yakni kurang dari 10 ton per ha per tahun dan kurang dari 4 ha.
Baca Juga