Bisnis.com, BATAM-Perusahaan asal Inggris Premiere Oil menargetkan pengeboran Blok Tuna di Laut Natuna Utara yang berbatasan langsung dengan Vietnam pada tahun 2020.
Rencana tersebut menjadi salah satu upaya untuk memaksimalkan potensi dan produksi gas Indonesia khususnya di wilayah Natuna.
Vice President Operation & Development Premiere Oil Kun Haryanto, menuturkan potensi Blok Tuna ini bisa mencapai 100 hingga 150 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/MMscfd).
Saat ini Premiere Oil juga menjadi operator di beberapa lapangan migas lain di Natuna seperti lapangan Bison, Iguana dan beberapa lapangan lain.
"Kita usahakan bisa mulai mengebor tahun depan (2020)," kata Haryanto saat ditemui di Workshop 6 PT. Citra Tubindo Enginering, Nongsa, Batam pada Senin (2/9).
Di tempat yang sama, Tenaga Ahli Lingkungan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Sulistya Hastuti Wahyu, mengatakan bahwa pengoperasian Blok Tuna memang mendesak untuk dilakukan. Karena letaknya di kawasan yang berbatasan dengan negara lain ini rawan terjadi konflik.
Baca Juga
Jika tidak segera dioptimalkan, Sulistya khawatir potensi besar tersebut akan dimanfaatkan oleh negara lain.
"Secara geopolitik Blok Tuna itu harus segera dikerjakan. Karena kawasan tersebut rawan konflik dengan negara lain, dan itu rawan dicaplok," kata Sulistya.
Sulistya melanjutkan, pihaknya berharap Premiere Oil sebagai operator bisa memaksimalkan potensi gas di Laut Natuna Utara ini. Pemerintah lanjutnya terus mendorong produksi migas untuk mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Saya terus memonitor agar proyek-proyek strategis bisa berjalan sesuai dengan target, kalau molor tentu akan berpengaruh pada pendapatan kita," kata Sulistya lagi.