Bisnis.com, MEDAN--Pabrik perakitan korek api mampu menghasilkan 80.000 unit setiap harinya sebelum kebakaran terjadi pada Jumat (21/6/2019).
Kapolres Binjai AKBP Nugroho Tri Nuryanto mengatakan pabrik memang memproduksi berbasis rumahan dengan kapasitas 80.000 unit setiap harinya.
Adapun, korek api tersebut dijual Rp1.000 perunit dan bisa ditemukan di Kota Medan, Kabupaten Deliserdang hingga Provinsi Aceh dan Jambi.
"Produksi mancis 80.000 mancis perhari. Dipasarkan di beberapa kota termasuk Medan, Deliserdang. Di luar Sumatra Utara juga ada di Aceh dan Jambi," ujarnya, Senin (24/6/2019).
Artinya, dari produksi tersebut, perusahaan meraup penghasilan sebesar
Rp80 juta dalam sehari. Pabrik itu pun satu dari tiga pabrik yang beroperasi. Selain di Desa Sambirejo, pabrik lain terletak di Desa Perdamaian dan Desa Banyumas, Kabupaten Langkat.
Kendati demikian, dia berujar karyawan mendapat upah murah yakni hanya berkisar Rp500.000 hingga Rp700.000 perbulan. Pihaknya masih mendalami alasan perusahaan membuat pabrik perakitan korek api skala rumahan.
Berbagai penyebab, katanya, seperti alasan menghindari jaminan sosial hingga pemberian upah murah kepada pekerjanya.
"Apa mungkin untuk menghindari jaminan sosial ketenagakerjaan dari karyawan yang bekerja bisa jadi seperti itu. Ketiga untuk mengupah karyawan di bawah UMR karena rata-rata karyawannya dapat sebulan itu antara Rp500.000 sampai Rp700.000," katanya.
Pasalnya, dari seluruh korban yang telah teridentifikasi, hanya seorang pegawai yang memiliki jaminan ketenagakerjaan yakni seorang mandor di pabrik tersebut.
"Operasionalnya kami hentikan. Di antara 30 orang sudah terdata termasuk satu mandor udah ada jamsosteknya sisanya itu yang belum," katanya.