Bisnis.com, MEDAN — Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi mencari penimbun bawang putih di tengah tipisnya pasokan sehingga menyebabkan kenaikan harga.
Menurutnya, stok bawang putih sangat terbatas karena ketelambatan pasokan bawang putih impor secara nasional sehingga berdampak ke Sumatra Utara. Pihaknya pun melakukan pencarian di lapangan bila terjadi penimbunan stok bawang putih.
"Kalau ada di gudang, saya enggak mempersoalkan lagi tetapi kalau nanti ketemu orang yang menyimpan nyimpan nah itu persoalan," ujarnya di Medan, Selasa (30/4/2019).
Dari data pantauan di lapangan pada 25 April 2019, terdapat tiga komoditas yang telah mengalami kenaikan harga. Pertama, bawang putih Rp52.000 per kg di Medan dengan stok 138,3 ton. Kedua, bawang merah Rp33.000 per kg di Medan dengan stok 137,6 ton. Terakhir, cabai merah Rp32.000 per kg di Medan dengan stok 93,6 ton.
Untuk jangka pendek, dia menuturkan Sumatra Utara menantikan pasokan bawang putih impor agar bisa memperbaiki harga.
"[Kami] sangat berharap dengan impor itu ketelambatan impor itu masuk ke Sumatra Utara. Tak ada jalan lain," katanya.
Sementara dalam perkembangan lain, importir bawang putih PT Sentosa Indo Permata yang berdomisili di Medan, Sumatera Utara menanam bawang putih di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, bermitra dengan sejumlah kelompok tani di Ngablak, lereng Gunung Merbabu.
Direktur PT Sentosa Indo Permata, Jimbrow, di Magelang, Senin, mengatakan pihaknya menanam bawang putih di areal seluas 25 hektare bermitra dengan para petani di Kecamatan Ngablak.
"Ini panen perdana di Desa Madyogondo. Di desa ini kami menanam 14,4 hektare dari total 25 hektare di Kecamatan Ngablak ini," katanya usai panen perdana bawang putih di Desa Madyogondo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang.
Ia menuturkan perusahaannya bergerak di bidang perdagangan hasil bumi, terutama bawang. Untuk bisa berpartisipasi dalam peraturan baru pemerintah di program swasembada bawang putih, pihaknya memilih untuk menanam komoditas itu di Ngablak.