Bisnis.com, PALEMBANG – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumatra Selatan memastikan perusahaan yang bergabung di asosiasi tersebut telah patuh dalam memberikan jaminan dan perlindungan bagi tenaga kerjanya.
Ketua Apindo Sumsel Sumarjono Saragih mengatakan terdapat sekitar 72 perusahaan yang menjadi anggota Apindo Sumsel.
“Untuk semua anggota kami dipastikan sudah melindungi pekerjanya dengan mendaftarkan pekerja dan perusahaan sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan karena ini kan mandatory (wajib),” katanya usai acara business gathering DPD Apindo Sumsel, Senin (29/4/2019).
Menurut Sumarjono, pihaknya siap duduk bersama dengan pemerintah dan BPJS Ketenagakerjaan (BPJS TK) untuk membedah data terkait jumlah kepesertaan BPJS TK yang masih rendah dibanding total angkatan kerja di Sumsel.
Diketahui, total angkatan kerja Sumsel tercatat sebanyak 2,8 juta tetapi yang terlindungi BPJS TK kurang dari 700.000 pekerja.
“Oleh karena itu kami minta Dinas Ketenagakerjaan, Dinas Perkebunan petakan mana yang belum tercover kita buka datanya,” katanya.
Sumarjono menilai rendahnya jumlah tenaga kerja yang terlindungi BPJS TK seakan menjadi salah satu tuduhan atau isu global bagi dunia usaha di dalam negeri karena dinilai tidak memberikan perlindungan yang cukup untuk pekerja.
Sebelumnya, BPJS Ketenagakerjaan menargetkan dapat menggaet 1 juta pekerja di Sumatra Bagian Selatan (Sumbagsel) menjadi peserta aktif badan yang memberi perlindungan bagi tenaga kerja itu.
Deputi Direktur BPJS Ketenagakerjaan Wilayah Sumbagsel, Arief Budiarto, mengatakan saat ini pihaknya baru merangkul 800.000 tenaga kerja menjadi peserta aktif.
"Kami terus mencari kepesertaan aktif meski ada tantangan karena seringkali ada tenaga kerja yang statusnya lepas di perusahaan yang berpengaruh pula pada kepesertaannya di BPJS Ketenagakerjaan," katanya beberapa waktu lalu.
Arief memaparkan untuk mendapat satu peserta aktif paling tidak pihaknya harus menggaet enam tenaga kerja di daerah tersebut.
Untuk mencapai target tahun ini, kata dia, pihaknya sudah menyusun sejumlah rencana salah satunya meningkatkan pelayanan dengan sistem elektronik.
"Sekarang semua serba elektronik, ada e-klaim jadi peserta datang dan tinggal bayar, ada e-antrean dan e-registrasi. Kami selalu melakukan penyempurnaan untuk layanan online ini yang sudah dimulai sejak 2 tahun lalu," jelas Arief.