Bisnis.com, MEDAN--Kunjungan wisatawan mancanegara ke Sumatra Utara pada Februari naik sebesar 33,6% dibandingkan Januari 2019 yakni dari 17.470 kunjungan menjadi 23.342 kunjungan.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Syekh Suhaimi mengatakan kenaikan kunjungan wisman pada Februari pun lebih besar dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yakni 17.926 kunjungan atay naik 30,2%.
Perinciannya, dari empat pintu masuk utama, jumlah terbanyak masih berasal dari Bandara Kualanamu dengan porsi 93,3% atau sebanyak 21.818 kunjungan.
Kemudian, disusul dengan Bandara Silangit dengan kontribusi sebesar 6% aray 1.474 kunjungan.
Sisanya, tercatat di Pelabuhan Belawan dengan andil 0,12% atau 29 kunjungan dan Pelabuhan Tanjungbalai Asahan dengan andil 0,49% atau 21 kunjungan.
"Jumlah wisman Sumatra Utara pada Februari 2019 sebesar 23.342 kunjungan," ujarnya, Senin (1/4/2019).
Baca Juga
Dari sisi asalnya, wisman asal Malaysia masih mendominasi dengan porsi 46,9% atau 10.950 kunjungan. Lalu, disusul dengan wisman asal Singapura yang berkontribusi sebesar 6,2% atau 1.437 kunjungan.
Terakhir, wisman asal China yang berkontribusi sebesar 2,8% atau 521 kunjungan.
Sementara itu, dari sisi tingkat penghunian kamar (TPK) naik tipis yakni sebesar 1,55 poin mencapai 45,3% dari 43,7% pada periode Januari 2019. Dari sisi klasifikasi hotelnya, hotel bintang 5 memiliki TPK paling tinggi yakni 52,9% kendati turun 16,5% bila dibandingkan dengan Januari 2019.
Di sisi lain, pertumbuhan TPK tertinggi berasal dari hotel bintang 4 yakni sebesar 10,5% dibandingkan Januaridari 50,3% menjadi 60,8%.
Bila dilihat dari lama menginap, tamu asing dan lokal memiliki kecenderungan menginap di hotel bintang 5 dengan durasi 2,67 hari; 1,83 hari di hotel bintang 4 dan 1,54 hari di hotel bintang 3.
Sebelumnya, Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) Rosmaya Hadi mengatakan sektor pariwisata bisa menurunkan ketergantungan terhadap sumber daya alam.
Menurutnya, atraksi akan menjadi kunci untuk meningkatkan lama turis berpelesir di Sumatra Utara. Dia pun menyebut kemudahan akses infrastruktur, amenitas, promosi dan pelaku bisnis perlu menjadi perhatian guna mengembangkan sektor pariwisata.
"Data length of stay hanya 1,7 hari. Ini kan enggak sampai dua malam. Ini peluang untuk Danau Toba," ujarnya.