Bisnis.com, MEDAN--Provinsi Sumatra Utara mencatatkan deflasi sebesar 0,32% pada Februari 2019 dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 138,21.
Kepala Bidang Statistik Distribusi, Bismark SP Sitinjak, mengatakan deflasi di Sumatra Utara berasal dari gabungan empat kota yakni Sibolga, Pematangsiantar, Medan dan Padangsidimpuan. Deflasi terjadi di keempat kota ini dengan deflasi tertinggi terjadi di Sibolga yakni 0,7%; Padangsidimpuan 0,4%; Medan 0,3% dan Pematangsiantar 0,3%.
Sementara itu, bila dibandingkan dengan periode Februari 2018, masih terjadi inflasi yakni sebesar 1,3%. Inflasi tertinggi terjadi di Padangsidimpuan sebesar 2,5%; Pematangsiantar 1,9%; Sibolga 1,3% dan Medan 1,1%.
"Empat kota yang kami pantau semuanya mengalami deflasi," ujarnya, Jumat (1/3/2019).
Menurutnya, di Kota Medan, penyumbang deflasi terbesar berasal dari bahan makanan 1,8% dan jasa transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,9%. Sisanya, untuk kelompok pengeluaran seperti kelompok kesehatan sebesar 1,1%; kelompok sandang 1%; perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,1% dan kelompok pendidikan, rekreasi serta olahraga 0,2%.
Lebih rinci, beberapa komoditas dari kelompok bahan makanan yang paling besar mengalami penurunan harga yakni cabai hijau yang turun 21,5%; cabai merah 12,3% dan cabai rawit 11,1%. Adapun, penurunan terendah berasal dari bensin yakni sebesar 0,7%.
Di sisi lain, terdapat beberapa jenis pengeluaran yang mengalami peningkatan harga. Dia berujar, harga tiket pesawat menjadi salah satu jenis pengeluaran yang mengalami kenaikan.
Perinciannya, komoditas yang mengalami peningkatan harga yakni upah pembantu rumah tangga, pasta gigi, kemeja pendek katun untuk pria, angkutan udara, celana panjang denim untuk perempuan, sewa rumah dan anggur.
"Angkutan udara masih [menjadi] faktor inflasi," katanya.