Bisnis.com, PADANG — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berencana menanam 4.000 pohon di sepanjang pantai barat pulau Sumatra, sebagai upaya mitigasi bencana tsunami di daerah itu.
Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan penanaman pohon tersebut sebagai upaya mitigasi bencana, untuk penyangga awal terjangan tsunami, sehingga tidak langsung menyapu daratan.
“Untuk melindungi masyarakat dari hantaman tsunami, penanaman pohon itu perlu dilakukan,” ujarnya, Kamis (21/2/2019).
Dia mengatakan pohon yang ditanam di sepanjang pantai yaitu Pohon Cemara Udang dan Pohon Pulai. Lokasi penanaman yakni di sepanjang pantai wilayah Kota Padang, Kota Pariaman, Kabupaten Pesisir Selatan, Padang Pariaman, dan Pasaman Barat.
Menurutnya segala upaya harus dilakukan sebagai bagian mitigasi bencana, sehingga memberikan rasa aman bagi masyarakat, sekaligus menyiapkan diri jika suatu saat terjadi bencana.
“Kesiapan infrastruktur tentu saja iya, juga kesiapan lainnya untuk jangka panjang. Kami ingin menyiapkan generasi muda yang memiliki budaya siap siaga terhadap bencana,” katanya.
Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah mengatakan upaya BNPB tersebut perlu didukung bersama untuk menumbuhkan kepedulian dan kesiapsiagaan terhadap bencana.
Mahyeldi meminta BNPB juga membangun shelter di daerah itu, sebab Kota Padang masih kekurangan shelter untuk menampung masyarakat di kawasan pantai jika terjadi bencana gempa yang berdampak tsunami.
“Hingga saat ini, masih ada daerah yang padat penduduknya belum memiliki shelter. Makanya, kami minta BNPB bantu bangun shelter di Padang,” ujarnya.
Adapun, Kepala Badan Penganggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang Edi Hasymi mengatakan daerah itu membutuhkan 117 buah shelter guna menampung hingga 500.000 orang penduduk yang berada di zona merah tsunami, jika bencana tersebut terjadi.
“Dalam perencanaan kami, kondisi idealnya sebanyak 117 unit, namun kan tidak bisa terpenuhi secara cepat karena keterbatasan lahan dan dana untuk pembangunan,” katanya.
Dia menyebutkan saat ini baru terdapat 61 unit shelter di ibu kota Sumbar itu, yang terdiri dari 58 gedung milik pemerintah dan swasta yang bisa sekaligus dijadikan shelter, serta tiga buah shelter resmi milik pemerintah.