Bisnis.com, BATAM -- Pemerintah mendorong mitra bisnis PT Sat Nusapersada Tbk (Peseroan) meningkatkan investasinya di Batam.
Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian menyebutkan saat ini melalui pesanan Pegatron, Taiwan maka Sat Nusa diperkirakan akan mampu mengekspor produk wireless hingga US$600 juta per tahun. Nilai ekspor ini dijanjikan naik dua hingga tiga kali lipat jika pemerintah memberi dukungan berupa kemudahan investasi dan kebijakan.
"Sekarang elektronik sumber defisit [neraca keuangan] karena impor. Kami dorong Pegatorn meningkatkan investasinya di sini," kata Airlangga di Batam, Sabtu (2/2/2019).
Airlangga menyebutkan bentuk dukungan pemerintah sekaligus memperkuat devisa yakni dengan penetapan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN).
"Kami akan dorong konten lokal sehingga devisa meningkat," katanya.
Lebih lanjut Airlangga menambahkan saat ini sejumlah isu krusial masih membayangi masuknya investor ke tanah air. Salah satu yang perlu dilakukan pembenahan segwra yakni upah minimum sektoral (UMS) maupun upah minimum provinsi (UMP).
Isu upah ini menjadi penting karena menjadi komponen utama masuknya investasi. Para investor yang terhambat masuk ke AS karena memiliki pabrik di China diyakini akan memindahkan pabriknya ke Asia Tenggara. Untuk dapat bersaing menghasilkan produk berkualitas, maka faktor upah menjadi kunci.
"Saat ini isu yang kritikal adalah UMP dan UMS. Di Jawa Tengah upah 2,4 juta. Ini sama dengan Hanoi. Tapi di luar [wilayah] itu upah di Indonesia lebih tinggi 8%-10%," katanya.