Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Riau Kepri Mematok Pertumbuhan Lebih Tinggi Tahun Ini

PT Bank Pembangunan Daerah RiauKepri mematok target pertumbuhan bisnis yang lebih tinggi pada 2019 meskipun realisasi kinerja pada 2018 lalu sempat mengalami perlambatan.

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Pembangunan Daerah Riau Kepri mematok target pertumbuhan bisnis yang lebih tinggi pada 2019 meskipun realisasi kinerja pada 2018 lalu sempat mengalami perlambatan. 

Direktur Utama Bank Riau Kepri Irvandi Gustari menuturkan pada tahun ini perseroan membidik penyaluran kredit dan pembiayaan tumbuh 8,24% secara year on year

Dilihat dari segmen bisnisnya, mayoritas atau sebesar 80% kredit masih difokuskan di segmen konsumer dan sisanya di segmen produktif.

"Bidang konsumer masih jadi captive market yang akan terus dijaga, tapi  kami juga akan pacu segmen produktif. Proyeksi kami pertumbuhan kredit konsumer  Rp400 miliar, kredit komersial Rp346 miliar dan UMKM Rp250 miliar jadi total kenaikan selama 2019 sekitar Rp1,371 triliun," kata Irvandi kepada Bisnis, belum lama ini. 

Irvandi mengatakan dalam menggenjot kinerja, pihaknya akan mengoptimalkan segmen bisnis payroll yang memberikan keuntungan, baik dari sisi pendanaan maupun pembiayaan. 

Selain itu, perseroan juga akan memacu segmen bisnis komersial, khususnya lewat sindikasi ke sejumlah proyek infrastruktur seperti jalan tol dan bandara. 

Dari sisi pendanaan, perseroan menargetkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dapat tumbuh di kisaran 15,3% sampai akhir 2019. 

Menurut Irvandi, tahun 2019 yang juga merupakan tahun politik memberikan peluang bagi perbankan daerah untuk bertumbuh. 

"2019 ini adalah tahun peluang bagi kami, artinya ratusan anggota legislatif yang terpilih kelak berpeluang menjadi pangsa pasar baru bagi kami," tuturnya. 

Terkait realisasi kinerja pada 2018, menurut Irvandi, perseroan mampu mencetak pertumbuhan di tengah kondisi ekonomi Riau Kepri yang masih belum pulih dan di bawah rata-rata Sumatera dalam dua tahun terakhir. 

Sebagai gambaran, pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada tahun lalu masing-masing sebesar 2,98% dan 3,74%, di bawah rata-rata Sumatera 4,7% dan juga di bawah rata-rata nasional sebesar 5,2%. 

"Jadi bisa dibilang kami hidup di dua provinsi yang kondisi ekonominya tidak secerah yang lain. Aset kami memang tumbuh baik DPK maupun kredit, tapi karena faktor pertumbuhan ekonomi tersebut, pertumbuhan kredit lebih melambat," ujarnya.

Menurut Irvandi, pada periode Juni, Juli dan Agustus 2018 pertumbuhan kredit perseroan sempat negatif. Akan tetapi, Bank Riau Kepri mampu memacu pertumbuhan lewat optimalisasi kredit sindikasi, kendati marginnya lebih tipis dibandingkan segmen bisnis konsumer. 

Laporan keuangan (unaudited) Bank Riau Kepri menunjukkan pertumbuhan kredit sebesar 6,99% secara year on year (yoy) , yakni dari Rp15,5 triliun menjadi Rp16,63 triliun. 

Total DPK tumbuh 2,69% (yoy) dari Rp16,5 triliun menjadi Rp16,69 triliun. Pertumbuhan kredit dan DPK mengerek total aset perseroan sebesar 7,49% (yoy) dari Rp25,6 triliun menjadi Rp27,5 triliun. 

Adapun, untuk laba gross (unaudited) Bank Riau Kepri sepanjang 2018 mencapai Rp482 miliar. 

"Dalam kondisi ekonomi yang tidak terlalu bagus, kami mampu menurunkan rasio NPL [non performing loan] dari 3,92% menjadi 2,97%, lebih baik dari rata-rata tingkat NPL BPD lain yang ada di daerah dengan komoditas sawit dan migas," ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ropesta Sitorus
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper