Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Optimistis Nilai Tukar Stabil dan Cenderung Menguat

Bank Indonesia optimistis nilai tukar rupiah bergerak stabil dan cenderung menguat sepanjang tahun ini seiring adanya potensi tersebut.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo/Bisnis-Abdullah Azzam
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo/Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, PALEMBANG – Bank Indonesia optimistis nilai tukar rupiah bergerak stabil dan cenderung menguat sepanjang tahun ini seiring adanya potensi tersebut.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan nilai tukar saat ini sudah berkisar Rp14.000 per dolar AS.

“Kami masih melihat bahwa nilai tukar saat ini masih under value. Artinya, masih banyak potensi untuk stabil dan menguat,” katanya di sela acara serah terima jabatan (sertijab) kepala Perwakilan BI Sumsel di Palembang, Kamis (10/1/2019).

Perry memaparkan terdapat empat faktor yang mendorong pergerakan nilai tukar menjadi stabil dan menguat.

Pertama, terkait kebijakan suku bunga. Dia menjelaskan kebijakan suku bunga Tanah Air sudah membuat imbal hasil aset keuangan Indonesia termasuk obligasi menjadi menarik.

"Sehingga memang meningkatkan arus modal asing masuk ke Indonesia dan menambah pasokan valas di dalam negeri,” katanya.

Kedua, kecenderungan kenaikan suku bunga di dunia, khususnya di Amerika yang lebih rendah dari yang diperkirakan.

“Dulunya kami perkirakan [naik] 3 kali ternyata paling banter hanya 2 kali sehingga timbul kondisi investor global mulai beralih ke negara yang menarik, termasuk Indonesia,” katanya.

Ketiga, defisit neraca perdagangan atau transaksi berjalan Indonesia yang diupayakan lebih rendah dari tahun lalu.

Perry menjelaskan tahun lalu angka defisit tersebut sebesar 3% dari PDB dan diupayakan tahun ini sekitar 2,5%. “Sehingga dari sisi fundamentalnya cenderung menguat.”

Keempat, pasar semakin berkembang di mana saat ini sudah sudah pasar SWAP dan pasar transaksi forward atau yang disebut domestic non delivery forward (DNDF). Sementara sebelumnya, kata Perry, transaksi valas hanya di pasar tunai atau spot.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dinda Wulandari
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper