Bisnis.com, BANDARLAMPUNG – Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) Lampung mengatakan volume ekspor kopi Provinsi Lampung pada Oktober mencapai 10.684 ton.
"Jumlah itu menghasilkan devisa negara sebesar 18,5 juta dolar AS," kata Ketua Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan (Renlitbang) AEKI Lampung, Muchtar Lutfie di Bandarlampung, Kamis (29/11/2018).
Ia menyebutkan, berdasarkan data dari Dinas Perdagangan Provinsi Lampung, ekspor biji kopi robusta Lampung masih terus berlangsung ke sejumlah negara di dunia.
Menurut dia, ekspor biji kopi robusta Lampung dan sejumlah kawasan di Sumatra bagian Selatan, cukup besar mencapai hingga 250.000 hingga 300.000 ton per tahunnya.
Provinsi Lampung, lanjutnya, penghasil kopi robusta terbesar di Tanah Air dengan produksi mencapai 100.000 ton per tahun. Sementara itu, Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Lampung menyatakan bahwa produksi kopi tahun ini mencapai 104.716 ton atau turun tipis bila dibandingkan tahun lalu.
"Pada tahun lalu, produksi biji kopi robusta Lampung mencapai 107.183 ton," kata Sekretaris Dinas Perkebunan dan Perternakan Provinsi Lampung Jabuk.
Ia menyebutkan, penurunan produksi itu akibat kondisi iklim pada tahun lalu berupa curah hujan yang cukup tinggi.
Menurut dia, faktor utama penurunan hasil produksi kopi yaitu curah hujan yang tidak menentu, sehingga membuat produksi kopi di Lampung tidak stabil. "Estimasi produksi biji kopi robusta Lampung 104.716 ton dari luas tanaman menghasilkan 136.014 hektare," tambahnya.