Bisnis.com, PALEMBANG – Badan Pusat Statistik Sumatra Selatan menilai Kota Palembang dan Kota Lubuk Linggau masih mengakomodir penghitungan inflasi di provinsi itu sehingga belum perlu menambah kota lain sebagai barometer.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Selatan (Sumsel) Endang Tri Wahyuningsih mengatakan menjadi kota inflasi tidak mudah karena ada syarat-syarat yang perlu dipenuhi.
“[Untuk] Sebuah kota bisa menjadi kota inflasi itu tidak mudah, ada syarat yang perlu dipenuhi seperti kondisi ekonomi dan sosial, serta harus dilakukan survei khusus, seperti survei biaya hidup di kota tersebut,” terangnya dalam lokakarya media di Palembang, Rabu (21/11/2018).
Namun, tidak tertutup kemungkinan Sumsel menambah kota inflasi dengan mempertimbangkan perkembangan pola konsumsi di daerah itu.
Endang mencontohkan Jawa Tengah. Provinsi itu telah menambah kota inflasi yang menjadi barometer penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) setiap bulan dari semula 4 kota menjadi 6 kota.
“Nanti, pusat yang menilai apakah sebuah provinsi memerlukan penambahan kota inflasi atau tidak,” tuturnya.
Palembang mengalami inflasi sebesar 0,14% pada Oktober 2018. Komoditas yang menyumbang andil inflasi terbesar antara lain akademi/perguruan
tinggi, rokok kretek filter, angkutan udara, beras, dan emas perhiasan.
Sementara itu, inflasi di Kota Lubuk Linggau pada bulan yang sama sebesar 0,03%. Komoditas yang menyumbang andil inflasi terbesar antara lain, beras, apel, dan semen.
Secara keseluruhan, Sumsel mengalami inflasi sebesar 0,13% pada Oktober 2018 dan inflasi tahun kalender sebesar 1,62%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel