Bisnis.com, PALEMBANG – Pemprov Sumatra Selatan mendorong pengusaha penggilingan padi di provinsi itu untuk mengoptimalkan mesin penggilingannya sehingga dapat meningkatkan kualitas beras yang dihasilkan.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Sumsel, Taufik Gunawan mengatakan kurangnya optimalisasi mesin tersebut terutama terjadi untuk penggilingan padi kecil.
“Mereka rata-rata pakai mesin one pass di mana idealnya pakai double pass karena ini berpengaruh ke kualitas,” katanya kepada Bisnis.com, baru-baru ini.
Taufik menjelaskan kualitas beras yang dihasilkan akan berpengaruh pula terhadap penggolongan atau kategori beras, apakah masuk dalam premium atau medium.
Hal itu dapat diukur dari tingkat pecah (broken) beras, di mana standarnya adalah 14% atau untuk premium sebesar 15% dan beras medium sebesar 20%.
“Yang masuk pasar kan kalau broken-nya berkisar 15% sampai 20%, kalau penggilingan tersebut hanya bisa jadi beras asalan harga yang diterima juga rendah,” katanya.
Taufik mengemukakan secara jumlah, penggilingan padi di Sumsel juga cenderung menurun terutama untuk penggilingan padi kecil.
Dia menilai penyebab berkurangnya penggilingan padi kecil tersebut karena kalah bersaing dengan penggilingan padi besar. “Mereka [penggilingan padi besar] ambil langsung gabah dari petani akibatnya penggilingan padi kecil kurang dapat suplai,” katanya.