Bisnis.com, PEKANBARU -- Bank Indonesia Perwakilan Riau memperkirakan daerah itu bakal sulit menjaga target inflasi karena hampir semua komoditas pangan didatangkan dari luar daerah.
Kepala Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi BI Riau Irwan Mulawarman mengatakan dari rapat peningkatan kapasitas Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Riau, ditemukan fakta bahwa memang hampir semua kebutuhan masyarakat daerah itu dari luar.
"Bisa dikatakan hampir semua kebutuhan pangan Riau itu dari luar, jadi kami perkirakan sulit untuk mengawal inflasi sesuai target," katanya kepada Bisnis (28/3/2018).
Bank sentral telah memerkirakan inflasi Riau pada 2018 akan berada di angka 3,7% - 4,7%. Untuk triwulan pertama diprediksi sebesar 3,32% plus minus 0,5% dengan tendensi ke batas atas. Data terakhir BPS menunjukkan inflasi tahunan di Februari sebesar 3,33%.
Namun angka ini diprediksi akan naik cukup tinggi setelah adanya kebijakan kenaikan harga bahan bakar umum Pertalite sejak 24 Maret 2018 lalu.
Irwan menilai dampak administered price ini terhadap volatile foods atau bahan pangan strategis bakal cukup besar, karena memang semuanya didatangkan dari luar daerah, sebagian besar menggunakan transportasi darat.
Data yang dibahas saat rapat TPID disebutkan bahwa bahan pangan Riau didatangkan dari daerah Jawa, dan daerah tetangga seperti Sumatra Barat, dan Sumatra Utara.
"Memang kami belum hitung berapa perkiraan kenaikannya, tapi menurut kami bisa sampai di atas prediksi awal [inflasi tahunan]," katanya.