Bisnis.com, BATAM – Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Batam tengah mempersiapkan diri menjadi rumah sakit rujukan penyakit jantung dan otak. RSBP bekerjasama dengan 2 rumah sakit tingkat nasional untuk persiapan SDM dan peralatan pendukung.
“RS Gatot Subroto dan RS Harapan Kita akan jadi mitra pembimbing kita,” ujar direktur RSBP Batam dr. Sigit riyarto.
Saat ini kasus penyakit jantung dan otak di Kepri, khususnya Batam meningkat tajam. Gaya hidup perkotaan, lanjut Sigit, menjadi pemicu tingginya pertumbuhan kedua penyakit tersebut. Konsumsi makanan laut yang berlebihan membuat keduanya semakin jadi ancaman bagi penduduk kepri.
Melihat kondisi tersebut, tahun lalu RSBP Batam melengkapi diri peralatan Cath Lab. Alat ini memungkinkan dokter menentukan Diagnostik penyakit jantung dan pembuluh darah. Kemudian melakukan Intervensi Non Bedah sesuai indikasi secara invasive melalui pembuluh darah.
Dengan adanya alat ini, pasien penderita yang tadinya harus berobat ke Jakarta, bisa mendapatkan penanganan intensif di Batam. Hasilnya, rata-rata RSBP menangani 2 pasien penyakit Jantung dengan Cath Lab.
“Setahun lalu lebih dari 400 pasien yang kita tangani. Lebih dari 30 persennya kalau tak langsung mendapat penanganan intensif akan berujung pada kematian,” jelasnya.
Jumlah kasus penyakit otak, khususnya stroke juga tak kalah mengkhawatirkan. Hampir 90 persen penghuni ICU RSBP adalah penderita stroke. RSBP sering menolak pasien penderita stroke karena ketiadaan tempat tidur di ICU.
“ICU ada 6 tempat tidur, 5 diataranya rata-rata didiami penderita stroke. Ada 20 kasus stroke rata-rata perbulan yang butuh penanganan di ICU,” jelasnya.
Kendati angka penderita penyait Jantung dan Otak, namun belum ada rumah sakit rujukan yang benar-benar memadai di Kepri. Karena itu RSBP mempersiapkan diri agar pasien di Kepri dan sekitarnya tak perlu lagi jauh-jauh untuk mendapat perawatan untuk kedua penyakit tersebut.
RSBP akan mengirim sejumlah tenaga medisnya ke RS Gatot Subroto dan Harapan Kita untuk mendapat pelatihan khsusus. Dengan demikian tenaga medis di RSBP bisa menyamai keterampilan tenaga medis di dua RS tersebut.
Di RS Gatot Subtoro menjadi pilihan utama karena RS tersebut sudah punya fasiltias dan dokter ahli Digital Subtraction Angiography (DSA). Fasilitas yang digunakan untuk mencegah dan mengobati stroke ini kerap disebut Brainwash.
Kerjasama di bidang penyakit jantung akan dilakukan dengan RS Harapan Kita. Rumah Sakit ini punya fasilitas medis dan dokter spesialis jantung yang berstandar tinggi. RSBP ingin meniru standar yang ada di kedua RS tersebut.
“Jadi tak perlu jauh-jauh ke Jakarta. Karena di Batam sudah ada RS yang sama dengan kedua rumah sakit tersebut,”jelasnya.
Kerjasama berikutnya di bidang pembinaan manajerial. Tim dari dua rumah sakit tersebut akan datang ke RSBP untuk melatih tenaga di RSBP.
RSBP juga tengah membangun gedung baru untuk melengkapi fasiltias rujukan penyakit jantung dan otak. Pembangunannya dijadwalkan selesai tahun 2019 mendatang. Gedung ini akan dilengkapi dengan peralatan medis untuk jantung dan otak.
“Untuk jantung kita akan lengkapi dengan Magnetic resonance imaging (MRI) yang harganya sampao Rp 30 miliar. Sementara untu otak akan ada fasilitas DSA,” jelasnya.
Saat ini RSBP sudah punya 40 orang tenaga dokter, termasuk dokter untUk 17 jenis spesialis. Sudah ada 2 orang spesialis bedah syaraf dan seorang spesialis jantung berpengalaman. Rencananya Rencananya RSBP masih akan menambah beberapa dokter spesialis jantung.
“Pasiennya banyak yang antri. Kalau ada yang mau melamar, langsung saya terima,” tuturnya