Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kawasan Industri Medan Susun Ulang Konsep Pengembangan

Kawasan Industri Medan saat ini tengah menyusun ulang masterplannya demi menuju transformasi menjadi Kawasan Industri Modern.
Ilustrasi kawasan industri./kemenperin.go.id
Ilustrasi kawasan industri./kemenperin.go.id

Bisnis.com, MEDAN—Kawasan Industri Medan saat ini tengah menyusun ulang masterplannya demi menuju transformasi menjadi Kawasan Industri Modern.

President Director Kawasan Industri Medan (Persero) Trisilo Ari Setyawan menyebutkan penyusunan ulang masterplan ini akan mengikutsertakan rencana tata ruang provinsi, penataan mebidangro, serta masterplan kerja sama operasi (KSO) kawasan di sekitar KIM.

Bahkan, untuk 2018 ini, pihaknya akan melakukan kerja sama dengan KSO yang sudah ada baik di dalam maupun luar Sumatra dalam bentuk sinergi.

“2018 ini akan ada perluasan KSO, kerjasama dengan KSO-KSO eksisting. Jadi, mereka sudah punya land bank, nanti akan didedikasikan pada kerja sama ini,” kata Trisilo kepada Bisnis pekan lalu.

Adapun sejumlah kawasan yang turut dalam sinergi ini antara ain SIER (Surabaya Industrial Estate Rungkut), Kawasan Industri Wijaya Kusuma di Semarang-Jawa Tengah, dan KIMA (Kawasan ndustri Makassar). Tak ketinggalan, pihaknya juga tengah merintis kerja sama dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, juga Kuala Tanjung.

Menurutnya, kawasan industri di Indonesia tidak bisa berdiri sendiri-sendiri, untuk itu diperlukan sinergi antarkawasan.

Selain melakukan sinergi, pihaknya juga akan melakukan sejumlah perubahan lain di mana sejumlah kawasan dalam area KIM akan ditata berdasarkan peruntukan dan spesifikasiya. Nantinya ada kawasan khusus end handling, pusat logistic handling, dan tak ketinggalan kawasan khusus produk halal.

Pengembangan kawasan secara tematik dan spesifik ini kedepannya diprediksi bisa menjadi kekuatan KIM. Sejauh ini, kata Tri, sudah ada sejumlah investor yang tertarik untuk masuk dan mengembangkan kawasan tematik ini.

Salah satunya adalah perusahaan dari Malaysia yang tertarik untuk mengembangkan sebuah area yang didedikasikan untuk penanganan produk halal.

“Yang sudah tertarik untuk masuk, dalam hal ini yang sudah transaksi misalnya untuk depo logistik, terus ada integrated frozen handling sudah ada yang tertarik juga, bahkan ada juga yang dari Malaysia itu untuk produk halal. Jadi ini sudah mulai ada permintaan spesifik,” katanya.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Juli Etha Manulu
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper