Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Targetkan Inflasi Sumbar 3,5% Tahun Ini

Bank Indonesia menargetkan laju inflasi Sumatra Barat tahun ini hanya berada pada kisaran 3,5% plus minus 1%, atau lebih rendah dari perkiraan tahun sebelumnya sebesar 4,5% plus minus 1%.

Bisnis.com, PADANG—Bank Indonesia menargetkan laju inflasi Sumatra Barat tahun ini hanya berada pada kisaran 3,5% plus minus 1%, atau lebih rendah dari perkiraan tahun sebelumnya sebesar 4,5% plus minus 1%.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumbar Endy Dwi Tjahjono meyakini inflasi Sumbar tahun ini bakal lebih stabil dengan perkiraan inflasi di kisaran 3,1% hingga 3,6%.

“Kami yakin lebih stabil. Terutama dari kelompok volatile foods yang selama ini paling berfluktuasi, lebih terkendali harganya,” kata Endy, Selasa (6/3/2018).

Menurutnya, makin terkendalinya harga komoditas pokok, didorong deflasi yang dicetak Sumbar Februari lalu sebesar 0,10%, akan berkontribusi meredakan laju inflasi di akhir tahun.

Pekan lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar mencatatkan daerah itu mengalami deflasi 0,10% pada Februari setelah mengalami inflasi di bulan sebelumnya sebesar 0,46%.

Endy menuturkan deflasi bulan lalu ditopang turunnya harga komoditas pokok atau kelompok pangan bergejolak (volatile foods) dan kelompok barang yang diatur pemerintah (administered prices).

Bahkan, imbuhnya, kelompok pangan mengalami deflasi 0,83%. Padahal, pada bulan sebelumnya masih mencatatkan inflasi sebesar 0,93%.

Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga itu antara lain beras, bawang merah, dan daging ayam ras.

Endy mengatakan mulai masuknya musim panen gabah dan bawang merah di daerah itu meningkatkan pasokan di pasaran, sehingga harga pelan-pelan mengalami koreksi turun.

Sementara itu, untuk daging ayam ras mengalami penurunan permintaan, setelah berakhirnya puncak permintaan tinggi pada momen Natal dan Tahun Baru yang sudah berlalu.

Selain itu, kelompok barang yang diatur pemerintah juga mengalami deflasi sebesar 0,02%. Untuk Sumbar sendiri, penyumbang terbesar penurunan harga itu adalah dengan stabilnya harga tiket pesawat, setelah melonjak tajam saat akhir tahun.

Berakhirnya periode liburan panjang menyebabkan permintaan tiket pesawat kembali stabil dan menyebabkan harga kembali turun. Meski begitu, kenaikan BBM nonsubsidi ikut menahan laju deflasi tersebut.

Sementara itu, kelompok barang inti masih mengalami inflasi sebesar 0,24%, lebih rendah dari laju inflasi di bulan sebelumnya yang mencapai 0,46%.

Beberapa komoditas kelompok inti yang mengalami kenaikan harga itu adalah batubara dan emas perhiasan.

Meski inflasi cenderung stabil, Endy mengingatkan pemerintah daerah untuk memastikan ketersediaan pasokan komoditas pangan pokok serta menjamin mobilitas barang tidak terganggu, sehingga harga bisa dikendalikan dengan baik.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Heri Faisal
Editor : Rustam Agus
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper