Bisnis.com, PADANG—Pemerintah Provinsi Sumatra Barat memastikan gedung inflasi yang digagas pemerintah setempat sejak beberapa tahun lalu, guna upaya pengendalian inflasi bakal beroperasi di penghujung tahun ini.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menyebutkan gedung inflasi atau pasar penampung komoditas pokok yang dibangunan di lahan 4.500 meter persegi model kios dengan dua lantai bisa dituntaskan pengerjaannya pada akhir tahun.
“Targetnya sudah bisa dioperasikan tahun ini. Tetapi kalau molor, paling tidak tahun depan sudah bisa dioperasikan,” kata Irwan, Kamis (22/2/2018).
Gedung inflasi memang direncanakan untuk menampung sejumlah komoditas pokok yang dianggap mempengaruhi inflasi di daerah itu.
Seperti bawang merah, bawang merah, cabai merah, jengkol, dan komoditas lainnya.
Adapun, pengelolaan gedung inflasi langsung dilakukan oleh pemda melalui Badan Ketahanan Pangan.
Dalam praktiknya, kata Irwan, petani dapat langsung membawa hasil panen atau produk pertanian yang dihasilkannya untuk dijual di gedung inflasi dengan harga yang sudah disesuaikan.
“Harapannya kan langsung bisa memangkas jalur distribusi, sehingga ketika harga di pasaran naik, komoditas di gedung inflasi bisa langsung dilempar ke pasar,” ujarnya.
Inflasi Sumbar dalam beberapa tahun terakhir selalu mengalami fluktuasi yang sangat tinggi. Namun dalam dua tahun belakangan cenderung stabil.
Beberapa komoditas yang paling dominan menyebabkan inflasi di Sumbar adalah cabai merah, bawang merah dan beras.
Selain itu, inflasi juga disebabkan naiknya tarif listrik, kenaikan harga BBM, dan kenaikan harga tiket pesawat.