Bisnis.com, PEKANBARU—Pascaperayaan Natal 2017 dan menjelang Tahun Baru 2018 harga cabai rawit atau kecil di beberapa pasar tradisional Pekanbaru seperti Cikpuan, Kodim, dan sebagainya melambung hingga diecer Rp70.000/kilogram naik dari Rp35.000/kilogram.
"Cabai rawit yang banyak mengalami kenaikan asal Bukittinggi karena ini terkenal pedas, " kata Uning (45), seorang pedagang cabai di Kodim, Pekanbaru, Kamis.
Uning menjelaskan memang menyambut perayaan Natal kali ini harga cabai rawit asal Bukitting melambung dua kali lipat. Kalau beli banyak minimal satu kilogram kini masih dapat Rp65.000/kilogram.
"Beli setengah kilogram apalagi satu ons diecer Rp7.000," ujarnya.
Sementara itu menurut data Dinas Perdagangan dan Perindustrian Pekanbaru, Rabu (27/12), harga cabai rawit mencapai Rp65 ribu per kilogram.
"Saat normal memang cabai rawit murah hanya Rp35.000/kg. Namun menjelang Natal melambung, sehari sebelumnya rawit Rp60 ribu per kilogram, hari ini naik jadi Rp65 ribu hingga Rp70.000/kg," kata Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Pekanbaru, Mas Irba Sulaiman.
Irba sapaan pria paruh baya ini menjelaskan kenaikan cabai rawit Bukittinggi akibat di sentra penghasilnya yakni Sumatera Barat kini sedang musim hujan. Sehingga mempengaruhi pasokan sebab panen yang terganggu. Sementara menjelang momentum perayaan Natal ada lonjakan permintaan dari masyarakat.
"Hujan membuat proses panen butuh waktu dan perlakuan khusus agar cabai tidak rusak," imbuhnya.
Irba menambahkan selain rawit cabai keriting juga alami kenaikan di Pekanbaru khususnya asal Bukittinggi.
Menurutnya, harga cabai keriting Bukittinggi naik menembus Rp60.000/kilogram naik dari sebelumnya Rp58.000/kilogram.
"Saat ini harga cabai merah tiap hari naik Rp2.000, mencapai Rp60.000/kilogram dari sebelumnya Rp58.000/ kilogram," jelas Irba.
Irba juga mengatakan bahwa harga cabai merah asal Medan juga mengalami kenaikan Rp2 ribu. "Harga sebelumnya Rp46 ribu per kilogram, kini menjadi Rp48 ribu per kilogram," terangnya.