Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lampaui Tahun Lalu, Produksi Batu Bara Sumsel per November 2023 Capai 94 Juta Ton

Produksi batu bara di Sumsel sampai dengan November 2023 tercatat sebesar 94 juta ton atau melampaui capaian sepanjang tahun 2022 yang sebesar 90 juta ton.
Aktivitas tambang batu bara di Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan. - Bisnis/Husnul Iga Puspita
Aktivitas tambang batu bara di Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan. - Bisnis/Husnul Iga Puspita

Bisnis.com, PALEMBANG – Produksi batu bara di Sumatra Selatan sampai dengan November 2023 tercatat sebesar 94 juta ton atau melampaui capaian sepanjang tahun 2022 yang sebesar 90 juta ton. 

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatra Selatan (ESDM Sumsel) Hendriansyah mengungkapkan perolehan yang hampir 100 juta ton merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah pertambangan di Bumi Sriwijaya. 

“Jadi posisi November kemarin 94 juta ton, mudah mudahan 6 juta ton (produksi batubara) Desember 2023 bisa terpenuhi,” kata dia, Jumat (22/12/2023). 

Dia memerinci, dari total produksi yang dihasilkan sepanjang tahun ini eksplorasi terbesar dilakukan oleh PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan besaran hampir 50%. 

Sedangkan sisanya merupakan kegiatan tambang yang tersebar di beberapa daerah seperti di Kabupaten Lahat oleh PT Bara Alam Utara (BAU) dan PT Muara Alam Sejahtera (MAS). Kemudian di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Musi Rawas Utara dan Kabupaten Musi Banyuasin. 

Berdasarkan data Badan Geologi Kementerian ESDM Republik Indonesia, sumber daya batu bara di Sumsel berada di angka 33,94 miliar ton atau 36,86% dari nasional yang sebesar 92,07 miliar ton.

Hanya saja, dengan sumber daya alam (SDA) batu bara yang begitu melimpah, hasil produksi Sumsel masih tertinggal dibandingkan provinsi lain yang ada di Pulau Kalimantan.

“Jadi dari SDA yang sebesar 33,94 miliar ton posisi kita (Sumsel) kejar-kejaran dengan Kalimantan. Tapi secara jumlah pengangkutan dan produksi kita masih tertinggal,” jelasnya. 

Lebih lanjut, kata Hendriansyah, meski memberikan andil besar bagi perekonomian daerah dan nasional, namun sektor ini juga diiringi dengan dampak negatif seperti isu kerusakan lingkungan dan sosial. 

“Ini yang menjadi PR kita semua, bagaimana bisa meningkatkan kontribusi positif dari pertambangan tetapi juga meminimalisir kontribusi negatif,” pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper