Bisnis.com, PALEMBANG – Perusahaan Gas Negara (PGN) area Palembang mencatat hingga periode November 2023 jumlah pelanggan yang menyambung yaitu sebanyak 175 pelanggan kecil dan 2.500 pelanggan rumah tangga.
Area Head PT PGN Palembang Agus Muhammad Mirza mengatakan saat ini kontribusi terbesar penyaluran gas PGN memang berasal dari komersial dengan persentase sebesar 55%.
“Secara jumlah, konsumen komersial memang lebih sedikit. Tetapi dilihat dari sisi volume mencatat pemakaian gas lebih besar,” katanya, Senin (20/11/2023).
Untuk jumlah pelanggan komersial, sampai November 2023 tercatat sekitar 94 pelanggan yang terdiri dari 80 pelanggan dari restoran, hotel dan UMKM. Sedangkan sisanya merupakan konsumen dari industri manufaktur seperti industri obat-obatan dan pembuatan tedmond.
Diakui Mirza, perseroan akan terus menggenjot peningkatan jumlah pelanggan di Kota Palembang baik dari pelanggan industri maupun pelanggan kecil dengan jumlah pemakaian mencapai 50 sampai 1.000 kubik per hari.
“Terus kami tingkatkan jumlah pelanggan, terutama fokus PGN ke depan untuk konsumen dari industri,” sambungnya.
Baca Juga
Untuk biaya pemasangan penyaluran gas, imbuhnya, dimulai dari kisaran Rp3,6 juta sampai dengan Rp10 juta atau menyesuaikan dengan ukuran meteran yang digunakan pelanggan.
“Tapi untuk hak dan kewajiban pelanggan, tetap sama seperti misalnya harus menyiapkan pipa instalasi dan jaminan pembayaran,” jelas Mirza.
General Manager PT Sriwijaya Artha Boga Palembang, Wiyanawati Hakim mengatakan pihaknya telah menjadi pelanggan tetap PGN Palembang sejak tahun 2013.
Wiyanawati menceritakan awalnya penggunaan gas PGN baru dilakukan di dua outlet usaha Brasserie. “Kemudian tahun 2019 bertambah dua lagi outlet yang memakai gas PGN hingga 2023 sudah ada tujuh outlet Brasserie terdiri dari lima industri dan dua pelanggan kecil," ujarnya.
Menurutnya, terdapat selisih biaya yang lebih murah dibandingkan dengan penggunaan gas tabung. Perbandinganya, bila menggunakan gas tabung biaya yang dikeluarkan setiap bulannya berkisar Rp1,5 juta per bulan.
Sedangkan untuk pemakaian outlet Brasserie dengan gas PGN hanya sekitar Rp1 juta per bulan.
"Per bulan tidak tentu, tergantung pemakaiannya karena dihitung per meter. Pastinya lebih murah dibanding penggunaan tabung gas, yang harganya juga cenderung fluktuatif,” ungkapnya.
Selain itu dari sisi efisiensi, penggunaan gas PGN juga lebih praktis karena tidak ada sistem lepas pasang saat sudah habis. Sehingga memudahkan proses produksi industri makanan seperti Brasserie.
"Kalau pakai ini (gas negara) bisa langsung dikondisikan pemasangan untuk kompornya, dan juga api yang didapatkan saat memasak juga lebih stabil,” pungkasnya.