Bisnis.com, PAINAN - Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, menyebutkan terdapat 550 hektare lahan sawit swadaya atau milik petani mendapat program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) atau replanting.
Kepala Bidang (Kabid) Perkebunan, Dinas Pertanian Pesisir Selatan Syafrianto mengatakan, replanting kelapa sawit itu penting dilakukan karena dapat meningkatkan kembali produktivitas.
Dia menjelaskan bantuan yang bersumber dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) tersebut, dialokasikan sebesar Rp30 juta per ha dengan maksimal 1 kepala keluarga (KK) petani sawit mendapatkan alokasi hingga 4 ha.
"Tapi luas lahan untuk kelompok tidak ada batasannya. Silahkan diajukan saja," katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (30/6/2023).
Menurutnya bahkan Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kementerian Pertanian ini bisa dilaksanakan di sejumlah daerah di Indonesia dan bisa terlaksana dengan baik termasuk di Pesisir Selatan.
"Kami berharap, kepada kelompok tani calon penerima manfaat, diminta untuk segera mempersiapkan kelengkapan berbagai dokumen yang dibutuhkan," ujarnya.
Dikatakannya melalui program peremajaan tanaman kelapa sawit tersebut, maka tanaman kelapa sawit yang sudah memasuki masa tua, atau yang tidak lagi produktif, bisa kembali produktif.
Saat ini calon penerima bantuan program peremajaan tanaman kelapa sawit yang berasal dari kelompok tani tersebut, telah memasuki tahapan penyiapan dokumen berupa kelengkapan.
Baik KTP anggota, sertifikat tanah perkebunan kelapa sawit yang akan diremajakan, dan lainnya.
Syafrianto menyebutkan bahwa penyiapan semua dokumen yang diperlukan tersebut, ditargetkan bisa selesai dalam waktu dekat agar kegiatan dilapangan bisa segera dimulai.
"Tujuannya agar penanaman dan perawatan sudah bisa dilaksanakan, pada lahan seluas 550 hektare tersebut," tegasnya.
Lokasi peremajaan seluas 550 ha tersebut, difokuskan pada empat kecamatan. Diantaranya, Kecamatan Lunang 2 kelompok tani, Basa ampek Balai Tapan 1 kelompok tani, Pancung Soal 1 kelompok tani, dan Kecamatan Silaut 1 kelompok tani pula.
"Lokasi itu dipilih, karena tanaman kelapa sawit di sana rata-rata telah berumur diatas 20 tahun," sebutnya.
Disamping itu, tanaman yang dikembangkan masyarakat sebagian besar juga berasal dari kecambah yang tidak bersertifikasi, sehingga membuat produksinya menjadi rendah.
Program replanting ini sudah memasuki tahap ke IV sejak tahun 2019 lalu. Dimana pada tahap I seluas 744,7 ha, tahap II 186,6 ha, tahap III 232,3 ha, dan tahap IV nya yang tengah berjalan saat ini.
Melalui program peremajaan itu, maka perkebunan milik masyarakat di empat kecamatan itu akan bisa berproduksi tinggi pada masa datang. Sebab bibit yang disalurkan telah berasal dari kecambah-kecambah yang sudah disertifikasi.
Dia menjelaskan bahwa program peremajaan dengan anggaran sebesar 30 juta per hektare tersebut, peruntukannya mulai dari penggarapan lahan, perawatan, hingga masuknya masa panen pada usia tanaman sekitar tiga tahun.
Di Lapangan pengerjaan PSR terhadap 5 kelompok tani yang tersebar di empat kecamatan itu sesuai Perjanjian Kerja Samanya (PKS) dilakukan oleh Koperasi Sucofindo.
"Sedangkan kita dari Dinas Pertanian hanya sebagai fasilitasi dan sosialisasi saja di lapangan agar kegiatan ini bisa berjalan dengan sukses sebagaimana diharapkan," sebut Syafrianto.
