Bisnis.com, PADANG - Pemerintah Provinsi Sumatra Barat saat tengah ini merencanakan untuk melakukan net zero emission melalui ekosistem kendaraan listrik.
Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy mengatakan saat ini penggunaan kendaraan listrik di wilayah Sumbar masih tergolong sedikit. Di satu sisi manfaat adanya kendaraan listrik ini dapat menekan polusi udara.
"Kami berencana akan menjadikan bus listrik sebagai transportasi massal. Termasuk untuk kendaraan di lingkungan sekolah, kendaraannya bakal gunakan kendaraan listrik," katanya, Minggu (12/3/2023).
Audy menjelaskan bus listrik direncanakan sebagai alternatif moda transportasi massal di kota-kota yang ada di Sumbar. Sementara skuter dan sepeda listrik digunakan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi aksesibilitas khusus seperti pada kawasan wisata atau sekolah.
Dia menyebutkan untuk menjalankan rencanakan itu, Pemprov Sumbar akan menjalin kerjasama dengan private sector yang bergerak di sektor green energy, yang terdiri dua perusahaan yang melakukan pengembangan kendaraan listrik di Indonesia.
Kedua perusahaan tersebut yaitu PT Mobil Anak Bangsa (MAB) yang mengembangkan bus listrik lokal dan PT Beam Mobility Indonesia.
"Sekarang Indonesia sedang menuju green energy dan optimalisasi EBT. Jadi ini adalah salah satu cara, khususnya di kota dan kabupaten di Sumbar," ujarnya.
Wagud menilai Sumbar telah berkembang menjadi provinsi yang peduli lingkungan. Pengembangan ekosistem kendaraan listrik, ke depan dapat membantu menurunkan biaya transportasi, mengurangi polusi dan menjaga lingkungan di Sumbar.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Sumbar, Dedi Diantolani mengatakan, peralihan menuju green energy saat ini telah menjadi isu nasional.
Sehingga transisi bus-bus publik dari bahan bakar fosil pada kendaraan listrik, maupun penyediaan kendaraan alternatif yang ramah lingkungan sudah perlu dipersiapkan.
GM Goverment Relation PT Mobil Anak Bangsa, Puryanto, yang hadir dalam pertemuan di Kota Bukittinggi Sabtu (11/3) kemarin, mengatakan, pihaknya telah mengembangkan bus listrik dengan komponen lokal, berikut ekosistem nya sejak 2016 lalu.
Saat ini, bus produksi PT Mobil Anak Bangsa telah mengandung TKDN sebesar 35 persen dan mulai digunakan sebagai moda transportasi umum di beberapa provinsi, maupun sebagai kendaraan operasional pabrik-pabrik dan perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia.
"Merk MAB (Mobil Anak Bangsa) telah resmi terdaftar dan berhak memberi Vehicle Identification Number bagi bus-bus produksi nya. Bus MAB juga telah mendapat sertifikat lulus uji tipe bus 12 meter dan 8 meter," ungkapnya.
Sementara Beam Mobility merupakan perusahaan yang sebelumnya telah berpengalaman melayani jasa penyewaan sepeda listrik di beberapa negara, seperti di Australia, Selandia Baru, Malaysia, Korea Selatan, Thailand, Jepang dan Turki.
Dikatakannya sedangkan di Indonesia, Beam telah bekerjasama dengan beberapa kota seperti Bogor dan Semarang.
Melihat potensi pengembangan kawasan wisata di Sumbar, Beam Mobility Indonesia berharap dapat menjalin kerjasama serupa. Khususnya untuk menjadi kendaraan alternatif ramah lingkungan yang efektif dan efisien bagi wisatawan, yang berkunjung ke destinasi-destinasi wisata yang ada di Sumbar.