Bisnis.com, PALEMBANG -- Ratusan emak-emak di Kota Palembang melakukan unjuk rasa terkait dampak kenaikan harga bahan bakar minyak atau BBM bersubsidi yang berimbas pada tingginya harga sembako.
Unjuk rasa yang dilakukan para ibu yang berpakaian warna pink itu dilakukan di halaman Kantor Gubernur Sumatra Selatan, pada Kamis (22/9/2022).
Dalam orasinya, mereka menuntut agar pemerintah simpati dan empati pada rakyat, sehingga mengeluarkan kebijakan agar harga pangan atau sembako diturunkan.
Koordinator Aksi Fini mengatakan harga bahan pangan melonjak setelah adanya kenaikan harga BBM bersubsidi.
"Kami berharap pemerintah, terutama gubernur benar-benar memerhatikan masyarakat. Karena sampai hari ini, gubernur Sumsel belum mengucurkan anggaran untuk bantuan ke masyarakat," katanya.
Dia menjelaskan, kenaikan BBM membebani masyarakat karena dampaknya kenaikan harga BBM menjadi naiknya harga kebutuhan pokok. Menurutnya, inflasi yang terjadi saat ini sangat menyakitkan masyarakat, sedangkan perhatian pemerintah sangat kecil untuk mengantisipasi dari kenaikan harga bahan pokok.
Pihaknya juga menuntut, Pemkot Palembang dan Pemprov Sumsel harus segera mengalokasikan dan menyalurkan dana bantuan kepada masyarakat.
Sebab menurut mereka, stimulus ekonomi berdasarkan regulasi oemerintah pusat hanya 2 persen dari dana DAU dan DBH sangat kecil, harusnya 10 persen. Agar dapat mencegah risiko inflansi karena dapat mendorong daya beli masyarakat di Sumsel.
Sementara itu Asisten I Sekretariat Daerah Provinsi Sumsel Edward Chandra mengatakan bantuan dari Pemda menggunakan dana transfer umum (DTU) dengan nilai 2 persen masih dalam tahap pembahasan.
"Nilainya kisaran Rp15 miliar-Rp20 miliar. Namun saat ini masih dibahas nilai dan sasaran penerima bantuannya, kita tunggu sampai akhir September untuk Pergub-nya," kata Edward.
Dia mengatakan, bantuan sosial akan diberikan kepada mereka yang terdampak kenaikan BBM, seperti pengemudi ojek online, nelayan, emak-emak dan lainnya.
"Kami siapkan dulu payung hukumnya, kemudian sesegera mungkin ditindaklanjuti. Apa yang ditunggu masyarakat ini akan kita segerakan," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Sumsel Ahmad Rizali menambahka, terkait beras sudah ada program beras medium dengan harga Rp8.300 per kilogram.
"Program beras medium bekerja sama dengan Bulog, masyarakat bisa beli beras Rp8.300 per kg. Kalau di pasar itu biasanya Rp11.500 per kg. Jadi masyarakat bisa beli Rp8.300 per kg dan yang mau jual juga boleh dengan harga maksimal Rp9.400 per kg," katanya.
Menurut Rizali, stok beras medium di Bulog mencukupi, untuk bulan September ini saja ada 5.000 ton.
"Jadi masyarakat bisa beli di Gudang Bulog terdekat, tidak ada syarat dan tidak ada kuota pembelian. Jadi bebas beli sebanyak apapun," jelasnya.
Sedangkan untuk pangan, di Dinas Ketahanan Pangan sering diadakan pasar murah dengan harga di bawah 30 persen. Misalnya, telur dijual Rp21.000 per kg, lebih rendah ketimbang harga di pasar yang senilai Rp24.000 per kg.