Bisnis.com, MEDAN - Anda tertarik memulai investasi saham di pasar modal pada awal tahun ini? Sebelum memutuskan terjun, ada baiknya membaca beberapa tips dari Bursa Efek Indonesia (BEI) berikut.
Menurut Kepala BEI Perwakilan Sumatra Pintor Nasution, terdapat beberapa hal yang mesti diperhatikan calon investor baru.
Pintor mengatakan, ini saatnya bagi mereka untuk menyusun portofolio. Sedangkan bagi para pemain lama, bisa melakukan rebalancing portofolio setelah menghitung hasil investasinya di tahun lalu.
Portofolio investasi atau investment portfolio merupakan kumpulan instrumen investasi yang dimiliki seorang investor atau sekumpulan investor.
Portofolio dibuat sebagai strategi memaksimalkan tingkat keuntungan dalam berinvestasi dan meminimalisasi risiko. Portofolio juga diartikan sebagai kumpulan dari instrumen investasi yang dibentuk untuk memenuhi sasaran atau tujuan investasi.
Dalam dunia investasi, dikenal istilah "don’t put your eggs in one basket".
"Artinya, seorang investor harus memiliki sejumlah instrumen investasi atau melakukan diversifikasi atas dana investasi miliknya," kata Pintor, Jumat (7/1/2022).
Tujuan portofolio investasi bergantung pada target masing-masing investor. Portofolio juga disebut sebagai kumpulan aset investasi seperti saham, obligasi.
Pintor menyarankan calon investor agar melakukan diversifikasi dalam menyusun portofolio investasi. Sebab, risiko investasi akan kian rendah jika saham perusahaan di dalam portofolio beragam.
Menurut Pintor, tidak ada batasan ideal jumlah saham dalam portofolio tersebut.
"Tidak ada ukuran yang pasti. Tetapi indikatornya semakin banyak dan terdiversifikasi, maka semakin baik," katanya.
Dalam pasar modal, terdapat indeks saham yang menghitung pergerakan likuiditas tinggi, kapitalisasi pasar yang besar dan didukung fundamental yang baik seperti indeks LQ45, Investor 33, IDX-30 dan lain sebagainya.
Ada pula indeks saham yang berisi 20 saham pemberi dividen terbesar atau IDX High Dividen 20. Komposisi saham yang masuk dalam perhitungan indeks-indeks tersebut bisa dijadikan rujukan untuk memilih saham yang akan diinvestasikan.
Akan tetapi, lanjut Pintor, investor boleh mengisi portofolio investasi kurang dari 20 saham atau sesuai dana investasi yang disiapkan. Prinsipnya, semakin banyak saham yang dibeli maka semakin besar pula modal yang harus disiapkan seorang investor.
"Yang jelas, tujuan penyusunan portofolio dilakukan dengan menghitung potensi return dan jangka waktu yang disiapkan investor dalam merealisasikan tujuannya," kata Pintor.
Menurut Pintor, risiko investasi akan semakin tinggi jika investor hanya mengamankan modal pada satu jenis saham.
"Karena jika satu saham yang dimilikinya tersebut mengalami penurunan harga, maka semua dana yang dimilikinya akan berkurang. Namun jika dana tersebut dibelikan sejumlah saham atau dibentuk portofolio, bisa jadi tidak semua saham miliknya mengalami penurunan harga," katanya.
Pintor menjelaskan, penyusunan portofolio diawali dengan identifikasi saham, seperti menghitung jumlah proporsi dana yang akan ditanamkan. Penyusunan yang baik akan membentuk suatu portofolio yang optimal. Menurut Pintor, terdapat 767 saham yang tercatat di BEI per 5 Januari 2022.
"Pilih juga saham-saham dari sektor usaha yang berbeda-beda. Sehingga jika ada salah satu sektor yang tengah tidak baik kondisinya, misalnya akibat situasi ekonomi atau faktor lain, tidak semua dana investasi milik investor ikut anjlok," kata dia.