Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Faktor Kerusakan Lingkungan di Balik Bencana Banjir Mandailing Natal

Di lokasi ini, ribuan unit rumah tenggelam akibat luapan air berketinggian hingga dua meter. Termasuk desa-desa yang berada tak jauh dari aliran Sungai Batang Natal.
Sejumlah unit rumah warga di Kecamatan Natal, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatra Utara, terendam banjir, Minggu (19/12/2021). /Bisnis-Nanda Fahriza Batubara
Sejumlah unit rumah warga di Kecamatan Natal, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatra Utara, terendam banjir, Minggu (19/12/2021). /Bisnis-Nanda Fahriza Batubara

Bisnis.com, MEDAN - Bencana alam banjir dan longsor yang melanda 16 kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatra Utara, merupakan yang terparah dialami warga. Khususnya mereka yang bermukim di Kecamatan Natal.

Di lokasi ini, ribuan unit rumah tenggelam akibat luapan air berketinggian hingga dua meter. Termasuk desa-desa yang berada tak jauh dari aliran Sungai Batang Natal.

Menurut warga Desa Pasar III Natal, Kecamatan Natal, Ikhwan AB, banjir kali ini lebih parah ketimbang yang melanda mereka sekitar tiga tahun silam.

Menurut Ikhwan, kondisi tersebut tak lepas dari kerusakan lingkungan di hulu Sungai Batang Natal yang menjadi lokasi praktik tambang emas liar.

Aktivitas pertambangan di sungai yang tak terkendali mengakibatkan musibah lebih parah melanda penduduk di kawasan hilir. Termasuk tempat tinggal Ikhwan.

"Kalau saya menilainya seperti itu. Karena sungai dan tepiannya habis dikeruk untuk tambang," kata Ikhwan kepada Bisnis, Senin (20/12/2021).

Seperti diketahui, sepanjang aliran Sungai Batang Natal kini dipenuhi dengan praktik tambang emas liar. Bukan hanya mengeruk badan sungai, para penambang juga terlihat menginvasi kawasan tepi. Bahkan, beberapa unit alat berat terlihat jelas beroperasi menambang emas kendati ilegal.

"Sungai itu rusak parah akibat tambang. Akibatnya kami yang di hulu yang kena imbasnya. Apalagi kami berdekatan dengan muara," kata Ikhwan.

Akibat banjir, warga harus mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Menurut Ikhwan, terdapat seorang nelayan yang hilang saat air meluap.

"Warga juga sedang mencari seorang nelayan yang hilang kemarin sore," ujar Ikhwan.

Nasib Ikhwan dan pengungsi lainnya kian parah karena akses jalan menuju lokasi putus akibat longsor. Longsor juga diduga terjadi akibat dampak dari praktik pertambangan di tepi sungai. Selain akses jalan yang putus, warga harus bersabar karena listrik juga padam.

"Kondisi kami gawat. Jalan putus dan listrik sudah mati sejak tiga hari lalu," kata Ikhwan.

Sementara itu, Pemkab Mandailing Natal menetapkan status darurat bencana banjir dan longsor. Saat ini, setidaknya 16 kecamatan di kabupaten itu terendam banjir.

Penetapan status ini didasari oleh surat pernyataan nomor 360/3312/BPBD/2021 yang diteken Bupati Mandailing Natal Jakfar Sukhairi Nasution. Status darurat bencana berlaku mulai Sabtu (18/12/2021) hingga Jumat (31/12/2021) mendatang.

Pada surat itu, Jakfar mengatakan bahwa banjir dan longsor disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi.

"Sehingga mengganggu kehidupan dan kondisi penghidupan sosial ekonomi masyarakat maupun merusak infrastruktur atau fasilitas umum," petikan surat Jakfar.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mandailing Natal, terdapat 16 kabupaten yang terdampak banjir dan longsor sejak Jumat (17/12/2021) lalu.

Banjir mengakibatkan ribuan rumah turut terendam. Sejumlah jembatan dan akses jalan juga terputus.

Menurut Pelaksana Tugas Kepala BPBD Kabupaten Mandailing Natal Subuki Nasution, terdapat beberapa upaya yang sudah dilakukan pihaknya.

Petugas BPBD telah menuju lokasi dengan membawa sejumlah peralatan evakuasi. Mereka juga mendirikan posko pengungsian dan dapur umum.

Di samping itu, petugas berupaya membersihkan material sisa longsor yang memutus akses transportasi ke beberapa titik lokasi bencana.

"Menghimbau masyarakat agar tetap waspada, mengingat cuaca masih
ekstrim," kata Subuki.

Sebelum Kabupaten Mandailing Natal, banjir sebelumnya juga melanda Kota Padangsidempuan, dua jam perjalanan darat dari kabupaten itu.

Terpisah, Pelaksana Tugas Manajer Komunikasi PLN Unit Induk Wilayah Sumatra Utara Yasmir Lukman mengatakan bahwa pihaknya berupaya melakukan recovery sambungan listrik yang terputus di Kabupaten Mandailing Natal.

Saat ini, petugas sudah bersiaga untuk melakukan perbaikan jika kondisi sudah memungkinkan.

"Saat ini petugas sudah stand by di lokasi-lokasi terjadinya bencana. Proses recovery sedang berlangsung. Petugas PLN akan melakukan recovery pada daerah-daerah titik bencana jika sudah dinyatakan aman untuk melakukan recovery gangguan," kata Yasmir kepada Bisnis.

Akan tetapi, petugas belum bisa berbuat banyak akibat akses jalan yang putus di beberapa titik lokasi.

"Petugas kami siang malam berproses terus. Karena akses banyak yang belum bisa dilewati, maka kami belum bisa berbuat banyak. Seluruh petugas berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk proses recovery," ujarnya.

Berdasar data yang diperoleh, banjir dan longsor di Kota Padang Sidempuan dan Kabupaten Mandailing Natal menyebabkan puluhan unit tiang listrik tumbang.

Setidaknya 454 unit gardu distribusi dan terdapat 30.195 orang pelanggan yang terdampak. Saat ini, setidaknya sudah 240 unit gardu distribusi yang telah kembali dinyalakan untuk 12.710 pelanggan.

Tak hanya itu, banjir dan longsor juga menyebabkan 40 unit tiang Hantaran Udara Tegangan Menengah (HUTM) milik PLN terbawa banjir dan belum dapat diperbaiki.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah menerbitkan peringatan dini tentang dampak dari aktivitas Typhoon RAI di wilayah Laut China.

Berdasar hasil monitoring model analisis sinoptik, aktivitas itu akan memicu tekanan rendah di Semenanjung Malaysia dan konvergensi di wilayah pantai barat Sumatra.

Typhoon RAI akan mengakibatkan peningkatan curah hujan di wilayah Sumatra bagian Utara. Sembilan daerah di Sumatra Utara berada dalam status siaga. Termasuk Kabupaten Mandailing Natal. Sedangkan 18 daerah lainnya berstatus waspada.

Hingga tiga hari ke depan, Kepala Balai Besar BMKG Wilayah I Medan Hartanto memperkirakan Sumatra Utara akan diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dan disertai petir serta angin kencang dengan durasi lama.

Cakupan wilayah yang luas dapat mengakibatkan bencana hidrometeorologis, yaitu banjir bandang, longsor angin kencang dan gelombang tinggi.

"Menyikapi kondisi tersebut di atas agar para pemangku kepentingan dan seluruh komponen masyarakat agar meningkatkan kesiapsiagaan terjadinya bencana hidrometeorologis di Sumatra Utara pada 18-21 Desember 2021," ujar Hartanto melalui keterangan tertulis.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper