Bisnis.com, PALEMBANG – Bank Indonesia Perwakilan Sumatra Selatan mendorong ekonomi syariah agar dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru provinsi tersebut.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sumsel Hari Widodo mengatakan beberapa indikator menunjukkan ekonomi syariah berpotensi menumbuhkan perekonomian Sumsel.
“Sumsel memiliki potensi penerimaan zakat senilai Rp2,3 triliun. Sementara penghimpunan DPK (dana pihak ketiga) dan penyaluran kredit dari bank syariah juga terus tumbuh,” katanya, Jumat (4/12/2020).
Hari memaparkan hingga kuartal III/2020, perbankan syariah mampu menghimpun DPK sebanyak Rp8,3 triliun. Sementara untuk penyaluran kreditnya tercatat mencapai Rp9,2 triliun.
Untuk mengembangkan ekonomi syariah, bank sentral menilai perlu melewati tiga tahapan.
Tahapan pertama, yakni pendalaman ekonomi syariah. Langkah itu bisa diwujudkan melalui sertifikasi halal untuk pelaku usaha, perluasan ekosistem halal pada produk fesyen, kuliner dan travel, serta rantai nilai halal yang mendukung holding pesantren.
Tahapan kedua, yakni pendalaman pasar keuangan syariah. Hari menjelaskan dalam tahap ini, pemanfaatan Ziswaf dapat ditujukan untuk sektor produktif dan tepat sasaran.
“Juga penggunaan layanan digital dalam pencatatan dan penyaluran dana Ziswaf perlu diterapkan untuk pendalaman,” katanya.
Tahapan ketiga, yaitu penguatan riset, asessmen dan edukasi. Bank sentral menilai tahapan ini menyasar seluruh bagian, baik itu pelaku ekonomi syariah dan masyarakat selaku konsumen.
“Harus ada edukasi pemanfaatan ekonomi syariah, promosi industri halal dan keuangan syariah serta pemanfaatan ekonomi syariah di daerah,” katanya.