Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PLN Sambungkan Ekonomi Pulau Rupat dengan Pasar Global

Seperti kondisi daerah perbatasan lainnya di Tanah Air, ada kondisi klasik yang dihadapi masyarakat setempat, yaitu masih terbatasnya pembangunan infrastruktur dasar seperti pembangunan jalan, air bersih, serta aliran listrik. Akibatnya, masyarakat harus terbiasa menjalani aktivitas keseharian dengan minimnya pasokan energi.
Petugas PLN/Bisnis.com-Denis
Petugas PLN/Bisnis.com-Denis

Bisnis.com, PEKANBARU – Pulau Rupat di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, termasuk wilayah terdepan dan terluar dari Indonesia, karena berbatas langsung dengan negara tetangga, Malaysia. Jarak tempuh dari garis pantai Rupat ke wilayah Melaka hanya sekitar setengah jam saja bila ditempuh dengan kapal cepat.

Seperti kondisi daerah perbatasan lainnya di Tanah Air, ada kondisi klasik yang dihadapi masyarakat setempat, yaitu masih terbatasnya pembangunan infrastruktur dasar seperti pembangunan jalan, air bersih, serta aliran listrik. Akibatnya, masyarakat harus terbiasa menjalani aktivitas keseharian dengan minimnya pasokan energi.

Metha Desfarina, warga Desa Pergam Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis mengaku dahulunya pasokan listrik di daerah itu hanya tersedia sekitar 10 jam saja setiap harinya. Setelah itu listrik padam dan malam harinya masyarakat hidup dalam gelap tanpa lampu. Bagi yang mampu rata-rata punya mesin genset pribadi, yang biaya hariannya tentu saja tinggi.

“Dulu 2012 itu listrik masih sore sampai pagi aja, sisanya mati lampu jadi listrik cuma sekitar 10-12 jam lah, tapi mulai 2013 sampai sekarang berangsur berubah ke 24 jam. Dulu sering mati lampu, kalau sekarang sudah tidak separah dulu,” ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (15/10/2019).

Menurut catatan Bisnis.com, pada 2011 memang listrik di Rupat belum 24 jam. Pemda setempat melakukan upaya pendekatan kepada PLN supaya dibangun jaringan listrik dengan sistem kabel bawah laut, untuk mengalirkan listrik dari Gardu Induk Dumai ke Pulau Rupat.

Kondisi Rupat mulai membaik setelah proyek kabel listrik bawah laut PLN tersambung pada 2013. Lalu pada 2017, PLN Dumai mencatat hanya ada tersisa 6 dusun di Pulau Rupat yang belum tersambung listrik 24 jam, dan terakhir di penutup 2018 PLN menyambung listrik ke Dusun Hutan Samak, Desa Titik Akar Kecamatan Rupat.

Saat ini PLN sudah mengalirkan listrik ke seluruh Rupat, yang terdiri dari 2 kecamatan, 24 desa, dan 12.884 KK. Jumlah pelanggan yang dilayani mencapai 11.842 pelanggan, dengan jumlah desa dan dusun berlistrik sudah 100 persen, dan rasio elektrifikasi 91 persen. Dampak positif pun kini dirasakan warga setempat di berbagai bidang, seperti sosial, pendidikan, dan tentunya ekonomi masyarakat tumbuh semakin cepat.

Sejak adanya listrik, jalanan di pemukiman penduduk menjadi terang, sehingga tidak ada lagi rasa was-was dan takut yang hinggap bila ada warga perlu keluar malam. Lalu di bidang pendidikan, kini sekolah di Rupat sudah menggunakan proyektor di tiap kelas, dan para siswa juga rerata sudah punya komputer jinjing.

Untuk bidang ekonomi dan bisnis, aktivitas di pulau itu sangat terbatas akibat ketiadaan pasokan listrik yang mendukung. Metha sendiri punya banyak pengalaman selama tinggal di Rupat sebelum punya listrik 24 jam, yang dampaknya jaringan internet juga tidak ada. Dengan situasi itu, semua proses transaksi perbankan bahkan transaksi sederhana seperti menyetor dan mengirim uang harus dilakukan ke Kota Dumai, yang tentu saja untuk menuju ke sana, warga Rupat harus menyeberang lautan lebih dulu.

Tapi itu dulu sebelum listrik tersambung dari Dumai ke Rupat. Setelah listrik menyala 24 jam, jaringan telekomunikasi dapat imbas positif sehingga sambungan internet semakin berkualitas. Kini untuk mengirim uang ke luar Rupat, tidak perlu menyeberang pulau lagi, tapi tinggal mendatangi agen bank pelat merah yang sudah banyak membuka perwakilannya di Rupat.

"Tapi kalau listrik mati, internet juga mati, semua bisnis berhenti. Kami sudah bergantung ke listrik sekarang," ujar Metha.

Selain sektor keuangan, berbagai usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM seperti bisnis di bidang jasa juga dilirik masyarakat setempat. Ada sejumlah usaha seperti fotokopi, foto studio, hingga laundry sudah dibuka dan menerima pesanan. Lapangan kerja juga terbuka luas, generasi muda ikut berkecimpung di bisnis jasa itu.

Tentu ini tidak bisa terwujud tanpa adanya energi listrik yang menjadi penggerak utamanya. Lalu di bidang bisnis online, warga kini ramai-ramai menjual barang lokal ke aplikasi marketplace. Yang dijual beragam, mulai dari dodol Durian, pakaian Melayu, songket, hingga berbagai jenis makanan ringan lainnya.

Kemudian dengan adanya listrik, orang Rupat makin akrab dengan telepon pintar dan berbagai aplikasi pendukung di dalamnya. Misalnya sejak 2015 sudah ada Youtuber Cerita Lucu Rupat yang kini punya subscriber di atas 32.000 penonton, dan berganti nama menjadi Cerita Lucu Riau.

Perubahan positif yang dirasakan masyarakat Rupat ini diamini oleh PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Riau Kepri. Senior Manager SDM dan Umum PLN Riau Kepri Vick Nawan menjelaskan memang tujuan pihaknya bersama pemda di setiap tingkatan, agar listrik membawa dampak positif bagi kehidupan warga.

“Dengan hadirnya listrik ke desa-desa, harapan kami bisa memberikan manfaat dan mendorong laju pertumbuhan ekonomi daerah, meningkatkan taraf hidup warga hingga anak-anak mampu belajar di malam hari dengan terang, sehingga tingkat pendidikan di desa jadi lebih baik,” ujarnya.

Tahun ini PLN Riau Kepri menargetkan dapat menuntaskan program Riau Terang 100 persen desa berlistrik di wilayah tersebut, dengan mengucurkan investasi senilai Rp313,65 miliar. Ada sebanyak 98 desa yang akan dibangun jaringan listriknya, di mana 25 desa sudah tersambung, dan sisanya 73 desa sedang dalam tahap pengerjaan. Total jaringan terpasang di tahun ini mencapai 764,68 Kms, dengan gardu distribusi sebesar 10.450 KVA.

Di kesempatan terpisah, Bupati Bengkalis mengucapkan terima kasih atas dukungan PLN dengan program listrik desa, sehingga wilayah Rupat kini sudah tersambung listrik. Upaya ini sejalan dengan langkah pemda dalam meningkatkan perekonomian daerah yang tentunya sangat bergantung dengan listrik.

“Kami ucapkan terima kasih kepada PLN yang sudah memenuhi permintaan masyarakat, dengan adanya listrik kami harapkan ekonomi pedesaan semakin meningkat, dan taraf hidup masyarakat desa semakin baik ke depannya,” ujarnya.

Kini masyarakat Rupat yang sudah terbiasa bergantung dengan listrik, berharap agar layanan dari PLN dapat terus meningkat, sehingga dampak positif akan terus berlanjut, dan harapan meningkatnya taraf ekonomi dan pendidikan masyarakat semakin lekas terwujud.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arif Gunawan
Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper