Bisnis.com, PADANG – Pemerintah Provinsi Sumatra Barat ingin mengadopsi keberhasilan Provinsi Lampung dalam pengembangan komoditas kopi sehingga mampu menjangkau pasar lebih luas, terutama pasar ekspor.
Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit mengatakan daerahnya akan bekerja sama dengan Lampung untuk pengembangan komoditas kopi, sehingga meningkatkan nilai tambah dan berdampak terhadap perekonomian masyarakat.
“Lampung terkenal dan berhasil mengembangkan kopi. Sumbar perlu belajar banyak dalam pengembangan bisnis kopi ke Lampung,” ujarnya pada Sabtu (28/7/2018).
Menurutnya, potensi komoditas kopi di Sumbar cukup besar, tetapiamun belum mampu menembus pasar ekspor secara luas.
Bahkan komoditas kopi setempat sudah lama dikembangkan masyarakat, serta memiliki kekhasan tersendiri. Sayangnya, pengembangan komoditas kopi Sumbar belum berorientasi ekspor.
“Kami ingin kopi Sumbar ini juga bisa mendunia, seperti rendang yang sudah mendunia. Jadi, perlu dipelajari dengan baik aspek produksi maupun pemasarannya,” ujar Nasrul.
Dia mengatakan selama ini kopi Sumbar sudah diekspor ke sejumlah negara Eropa dan Asia, namun produksi dan pemasarannya belum dikembangkan secara luas untuk menggerakkan ekonomi masyarakat.
Oleh sebab itu, Nasrul berharap ada kerja sama antara pebisnis di kedua daerah untuk pengembangan bisnis kopi yang berorientasi ekspor.
Sumbar sudah memiliki sejumlah daerah yang mengembangkan komoditas kopi seperti Kabupaten Solok, Solok Selatan, Tanah Datar, Limapuluh Kota, dan Pasaman Barat.
Ramal Saleh, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumbar, mengatakan potensi komoditas kopi di daerah itu sangat besar jika dikembangkan dengan baik. “Potensinya besar, punya cita rasa tersendiri dan tanahnya cocok. Tinggal bagaimana menggarapnya lalu memperluas pasar ekspor.”
Dia menyebutkan Sumbar juga masih kekurangan pelaku bisnis ekspor, sehingga banyak komoditas unggulan yang layak jual di pasar global tapi tidak digarap.
Menurutnya, perlu didorong agar pelaku bisnis komoditas di Sumbar menggarap pemasaran ke mancanegara, sehingga nilai ekspor Sumbar juga kian meningkat.
Saat ini, tambahnya, Sumbar hanya memiliki 42 perusahaan yang bermain hingga ekspor. Padahal, dengan potensi yang ada mestinya lebih banyak pelaku usaha yang melempar produknya ke luar negeri.