Bisnis.com, PEKANBARU -- Memasuki status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan di Riau, Komandan Landasan Udara Roesmin Nurjadin (Danlanud RSN) menyampaikan tiga pesan untuk peningkatan upaya penanggulangan bencana tersebut.
Danlanud RSN Marsma TNI Age Wiraksono mengatakan hal pertama perlu dilakukan yaitu mengatur distribusi avtur untuk bahan bakar helikopter.
"Pertama perlu evaluasi distribusi avtur. Kalau terjadi sesuatu atau karhutla, response dari tim siaga itu berapa menit sampai diambil tindakan, harus dihitung," katanya Kamis (8/3/2018).
Langkah ini harus dijalankan mengingat luasnya wilayah yang harus dipantau oleh helikopter pengawas. Sehingga apabila bahan bakar habis, tidak perlu kembali ke homebase atau pangkalan udara dengan adanya titik distribusi avtur secara tepat.
Lalu kedua, untuk pengawasan yang optimal, perlu penggunaan teknologi pesawat tanpa awak atau drone di lokasi rawan terbakar. Dengan langkah itu bisa memudahkan upaya pengawasan dan pengambilan reaksi cepat kala terjadi karhutla.
Upaya ini juga dipandang sebagai efisiensi mengingat tingginya biaya operasional helikopter pengawas saat bertugas untuk berkeliling.
Ketiga yaitu perlu koordinasi antar wilayah provinsi bertetangga, mengingat kawasan hutan dan lahan yang terbakar juga berada di perbatasan antar daerah.
"Kalau bisa operasional helikopter nanti bisa lintas provinsi, mengingat puncak musim kemarau pada Agustus nanti dan sebagian wilayah rawan terbakar itu di daerah perbatasan," katanya.
Age menyebut semua unsur satuan tugas karhutla harus berupaya sekuat mungkin sehingga tidak terjadi kebakaran, karena masalah ini menyangkut dengan harga diri Riau di level nasional.