Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Pasar Modal di Sumbar hingga Juli 2023 Didominasi Pegawai Swasta

Kepala Perwakilan BEI Provinsi Sumbar Early Saputra mengatakan saat ini jumlah investor ber KTP Sumbar telah mencapai 159.544 SID All.
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, PADANG - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat terjadi penambahan 14.471 investor pasar modal di Provinsi Sumatra Barat terhitung dari Januari - Juli 2023. 

Kepala Perwakilan BEI Provinsi Sumbar Early Saputra mengatakan saat ini jumlah investor ber KTP Sumbar telah mencapai 159.544 SID All.

"Kalau melihat dari usia, maka investor di Sumbar hingga Juli 2023 didominasi berusia di bawah 40 tahun," katanya, Kamis (10/8/2023).

Artinya investor pasar modal di Sumbar masih banyak datang dari kalangan para milenial. Dikatakannya terjadi hal itu, merupakan dampak dari gencarnya sekuritas melakukan literasi dan inklusi keuangan di Sumbar.

Selain itu, apabila dilihat dari sisi profesi, maka investor berprofesi pegawai swasta yang lebih mendominasi yang tercatat hingga Juli 2023.

"Pegawai swasta yang mendominasi, setelah itu baru diikuti yang profesi akademisi, dan pengusaha," ujarnya.

Tidak hanya itu, melihat pada nilai aset saham di Sumbar terjadi penambahan dari Rp500,7 miliar lebih menjadi Rp1,5 triliun lebih. Lalu untuk nilai aset non saham juga bertambah dari Rp193,8 miliar menjadi Rp2,1 triliun.

Begitu pun untuk nilai transaksi saham di Sumbar selama Januari-Juli 2023 mencapai Rp6,2 triliun lebih.Menurutnya bila dilihat dari data per bulan dari Januari-Juli 2023 ini, nilai transaksi saksi saham yang terbilang besar terjadi pada bulan Mei dan Juli 2023.

"Kemungkinan karena banyak transaksi sebelum cum dividen di bulan-bulan tersebut," Early.

Bila dilihat mulai dari bulan Januari, nilai transaksi saham di Sumbar itu sebesar Rp789,6 miliar, Februari Rp689,2 miliar, Maret Rp949,8 miliar, April Rp675,7 miliar, Mei Rp1 triliun, Juni Rp893 miliar, dan Juli Rp1,2 triliun.

Sedangkan kalau dibandingkan tahun 2022, nilai transaksi saham per bulan dari Januari - Desember lebih besar dari tahun 2023, dimana nilainya rata-rata per bulannya itu Rp1 triliun.

"Tahun 2022 itu hanya di bulan Juli dan Desember yang nilai transaksi sahamnya terbilang rendah. Juli Rp348,7 miliar, dan pada Desember Rp868,7 miliar. Lain dari itu, rata Rp1 triliun," sebutnya.

Early mengakui bahwa secara umum transaksi saham di Sumbar pada tahun 2023 memang turun bila dibandingkan tahun 2022."Jadi kondisi itu menunjukan animo investor di Sumbar untuk berinvestasi juga naik," kata dia.

Terkait adanya penurunan transaksi saham hingga Juli 2023 itu, Early menjelaskan belum ada jawaban yang pasti karena tidak adanya data berupa trend. Sementara melihat di tahun 2022 itu yang tercatat tingginya nilai transaksi sahamnya, karena minat masyarakat Sumbar beli atau jual saham juga meningkat. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper