Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Sumbar Triwulan III-2022 Tumbuh 4,54 Persen, BPS: Ini Penyebabnya

Pertumbuhan terjadi hampir pada semua lapangan usaha kecuali dua lapangan usaha yang mengalami kontraksi.
Sejumlah penumpang pesawat berjalan setibanya di Terminal 2 Kedatangan Domestik Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (2/1/2022). /Antara Foto-Fauzan
Sejumlah penumpang pesawat berjalan setibanya di Terminal 2 Kedatangan Domestik Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (2/1/2022). /Antara Foto-Fauzan

Bisnis.com, PADANG - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Sumatra Barat triwulan III-2022 mengalami pertumbuhan sebesar 4,54 persen (year-on-year/yoy).

Statistik Ahli Madya BPS Sumbar Hefinanur menjelaskan pertumbuhan terjadi hampir pada semua lapangan usaha, kecuali dua lapangan usaha yang mengalami kontraksi diantaranya pengadaan air sebesar 0,23 persen, dan jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 0,02 persen.
 
Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 22,97 persen, administrasi pemerintahan sebesar 9,83 persen dan jasa lainnya sebesar 7,99 persen.

Sementara itu, lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan yang memiliki peran dominan juga mengalami pertumbuhan sebesar 2,34 persen.

"Jadi secara yoy pertumbuhan ekonomi di Sumbar pada triwulan III-2022 sebesar 4,54 persen. Sementara kalau secara qtq sebesar 3,31 persen. Artinya pertumbuhan ekonomi sumbar sudah semakin baik," katanya, Senin (7/11/2022).

Dia menyampaikan ekonomi Sumbar qtq mengalami pertumbuhan sebesar 1,64 persen. Pertumbuhan terjadi pada sebagian besar lapangan usaha, kecuali empat lapangan usaha yang mengalami kontraksi diantaranya jasa lainnya sebesar 12,01 persen, pengadaan air sebesar 4,68 persen, transportasi dan pergudangan sebesar 2,57 persen, dan penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 0,53 persen.

"Kontraksi terdalam tercatat jasa lainnya, dimana terdapat jasa hiburan dan rekreasi. Karena pada triwulan II ada lebaran dan liburan, hal itu meningkat signifikan, sementara di triwulan III terjadi penurunan 12,01 persen," jelasnya.

Hefinanur mengatakan lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah industri pengolahan sebesar 7,53 persen, pengadaan listrik dan gas sebesar 3,96 persen dan pertambangan dan penggalian sebesar 3,93 persen.

Sementara itu, lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan serta perdagangan besar-eceran, reparasi mobil dan sepeda motor yang memiliki peran dominan juga mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 2,30 persen dan 1,02 persen.

Dikatakannya bila melihat pada triwulan I-III 2022 terhadap triwulan I-III 2021 mengalami pertumbuhan sebesar 4,42 persen (c-to-c).

Dari sisi produksi, pertumbuhan terbesar terjadi pada lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 18,46 persen.

Sementara dari sisi pengeluaran semua komponen tumbuh, pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen impor luar negeri sebesar 8,16 persen.

Catatan Peristiwa Ekonomi Triwulan III-2022

Hefinanur mengatakan pertumbuhan ekonomi Sumbar pada triwulan III-2022 ini tidak terlepas dari adanya berbagai kegiatan yang dilaksanakan di Sumbar sepanjang tahun 2022.

Seperti adanya kegiatan pelaksanaan Rakernas APEKSI pada Agustus 2022, festival di beberapa kota di Sumbar yang berlangsung dari Juli - September 2022. Lalu ada kegiatan pelatihan berbagai instansi bulan September 2022.

"Dari beberapa kegiatan itu, telah berhasil mendongkrak lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum yang tumbuh signifikan dibandingkan tahun lalu," ujarnya.

Selain itu, pelaksanaan berbagai acara besar tersebut mendorong peningkatan aktivitas pariwisata dan permintaan jasa angkutan terutama angkutan udara, sehingga terjadi peningkatan jumlah penumpang udara lebih dari 200 persen dibandingkan triwulan III tahun lalu.

Peningkatan aktivitas juga terjadi pada sektor informasi dan komunikasi seiring dengan sosialisasi diberlakukannya kebijakan migrasi siaran TV analog ke TV digital, yang menyebabkan peningkatan permintaan pemasangan berbagai TV interaktif.

"Juga ada peran meningkatnya produksi CPO dan Semen Padang yang menyebabkan peningkatan yang signifikan pada kegiatan industri pengelolaan dibandingkan triwulan II-2022," sebut Hefinanur.

Selain itu adanya kenaikan harga BBM pada awal September 2022 yang turut mempengaruhi kenaikan tarif berbagai moda angkutan yang diikuti oleh kenaikan harga barang dan jasa.

Tidak hanya itu, kondisi terjadinya gagal panen akibat cuaca ekstrem di berbagai daerah menyebabkan penurunan hasil panen padi dan terjadi kenaikan harga beras yang cukup signifikan dibandingkan triwulan II-2022 dan triwulan III-2021.

Lalu ada rata-rata harga sawit di Sumbar menurun dibandingkan triwulan II/2022 sebesar 44,49 persen dari Rp2.079 menjadi Rp1.154 per kilogram. Sementara dibandingkan tahun lalu triwulan III penurunan terjadi sebesar 41,45 persen (harga tahun lalu Rp1.971).

Rata harga sawit di Sumbar juga mengalami penurunan dibandingkan triwulan II/2022 sebesar 8,11 persen dari Rp9.097 menjadi Rp9.900 per kilogram. Sementara dibandingkan tahun lalu triwulan III penurunan terjadi sebesar 6,5 persen (harga tahun lalu Rp9.727).

BPS juga mencatat terjadi penurunan penjualan kendaraan baru dan bekas dibandingkan triwulan I/2021

"Jadi dari catatan itu, ekonomi Sumbar pada triwulan III-2022 mengalami pertumbuhan sebesar 4,54 persen yoy," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper