Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stok Hewan Kurban di Sumut 70.000 Ekor, Kebutuhan Iduladha Dipastikan Tercukupi

Menurut Edy, saat ini stok hewan kurban di Sumatra Utara berjumlah sekitar 70.000 ekor. Sedangkan kebutuhan hewan kurban untuk Iduladha kali ini hanya berkisar 35.000 - 40.000 ekor.
Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi saat meninjau vaksinasi PMK hewan ternak di Desa Klambir Lima Kebun, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara, Jumat (8/7/2022). / Istimewa
Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi saat meninjau vaksinasi PMK hewan ternak di Desa Klambir Lima Kebun, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara, Jumat (8/7/2022). / Istimewa

Bisnis.com, MEDAN - Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi memastikan stok hewan kurban di provinsi ini cukup untuk memenuhi kebutuhan Iduladha 1443 Hijriah.

Menurut Edy, saat ini stok hewan kurban di Sumatra Utara berjumlah sekitar 70.000 ekor. Sedangkan kebutuhan hewan kurban untuk Iduladha kali ini hanya berkisar 35.000 - 40.000 ekor.

Untuk itu, Edy mengimbau masyarakat tidak panik meski wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) masih dalam proses penanganan. Tidak hanya masyarakat, Edy juga mengingatkan para peternak agar tidak cemas karena saat ini vaksin PMK sudah tersedia.

"Jangan gegabah, jangan panik. Kami akan turun dan vaksin ini sudah disebar," kata Edy saat meninjau vaksinasi PMK di Desa Klambir Lima Kebun, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, Jumat (8/7/2022).

Lebih lanjut, Edy menganjurkan masyarakat agar memotong hewan kurban di tempat-tempat khusus jagal. Cara ini dilakukan demi mencegah penyebaran PMK lebih luas.

"Sampai saat ini kategori berat di Sumatra Utara tercatat minim sekali. Hanya 17 ekor yang mati," kata Edy.

Rizky Adriandi, peternak asal Desa Klambir Lima Kebun, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, mengungkapkan bahwa wabah PMK tidak berdampak signifikan terhadap bisnis hewan kurbannya tahun ini.

"Pengaruhnya pasti ada. Tapi, Alhamdulillah, karena sapi kita sehat jadi tidak bermasalah besar," kata Rizky.

Sebelumnya, Pemprov Sumatra Utara kembali menyalurkan vaksin PMK hewan ternak kepada kabupaten dan kota. Kali ini, terdapat 10.000 dosis vaksin PMK yang disalurkan secara serentak. Sehingga total penyaluran saat ini berjumlah 11.600 dosis.

Edy berencana kembali mengajukan penambahan alokasi vaksin kepada pemerintah pusat. Harapannya agar penanganan PMK hewan ternak di Sumatra Utara segera beres.

"Hari ini serentak kami bagikan dan lakukan vaksinasi. Dan saya akan mengajukan kembali vaksin," ujar Edy saat meninjau vaksinasi PMK.

Edy mengatakan, Sumatra Utara merupakan provinsi keempat dengan tingkat paparan PMK terbanyak. Dari 33 kabupaten dan kota di provinsi ini, terdapat 19 daerah yang terpapar. Hewan ternak yang paling banyak terpapar PMK ada di Kabupaten Batu Bara.

Menurut Edy, sejauh ini sudah terdapat sekitar 14.000 ekor hewan ternak di Sumatra Utara yang terjangkit PMK. Dari jumlah itu, 8.000 ekor di antaranya sudah sembuh. Sedangkan yang mati tercatat berjumlah 17 ekor.

"Sumatra Utara masuk provinsi keempat terbesar terpapar PMK," kata Edy.

Edy mengklaim hewan ternak di Sumatra Utara yang terpapar PMK mayoritas dalam kategori ringan dan sedang. Jumlah hewan ternak yang terpapar dengan kategori berat hanya tercatat relatif sedikit.

Edy mengingatkan para peternak agar memotong hewan ternak yang sudah terpapar PMK dengan kategori berat. Dia mengingatkan petani agar tidak ragu melakukannya. Sebab pemerintah bakal memberi uang ganti.

"Ada pengganti, nanti dicatat. Sampai saat ini, Sumut untuk kategori yang berat minim sekali," kata Edy.

Lebih lanjut, Edy juga mengingatkan para peternak agar tidak membeli obat atau antibiotik secara sembarangan untuk hewan ternak mereka. Menurut Edy, pemerintah telah menyediakan obat-obatan khusus untuk penanganan PMK. Obat tersebut, katanya, tidak diperjualbelikan.

"Untuk itu peternak jangan sembarangan beli, kami siapkan. Jangan gegabah, jangan panik. Kami akan turun dan sudah disebarkan ini," kata Edy.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper