Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sumbar yang Terkenal dengan Tanaman Rempah, Begini Nasibnya Kini

Provinsi Sumatra Barat yang dikenal sebagai daerah penghasil rempah-rempah yang telah menjadi perdagangan lintas negara beberapa abad yang lalu, kini tanaman rempah di Sumbar tidak mengalami perkembangan yang berarti.
Gambir/Bisnis-Noli Hendra
Gambir/Bisnis-Noli Hendra

Bisnis.com, PADANG - Provinsi Sumatra Barat yang dikenal sebagai daerah penghasil rempah-rempah yang telah menjadi perdagangan lintas negara beberapa abad yang lalu, kini tanaman rempah di Sumbar tidak mengalami perkembangan yang berarti.

Berdasarkan data Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Sumbar, saat ini ada 6 komoditas tanaman rempah yang masih dikelola oleh petani, yakni gambir, pala, cengkeh, kayu manis, dan lada.

"Untuk tanaman rempah di Sumbar, tidak ada yang berubah dari tahun ke tahun. Luas tanam dan produksinya masih sama. Karena memang, tidak ada yang mengembangkan tanaman rempah itu," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Sumbar Syafrizal, Rabu (11/5/2022).

Dia menjelaskan dari 6 enam tanaman rempah itu, gambir menjadi komoditas yang masih jalan produksi dan luas tanamnya. Bahkan hingga kini komoditas gambir masih di ekspor ke India.

Lahan gambir ini juga turut tersebar di sejumlah daerah di Sumbar, yakni Kabupaten Limapuluh Kota, Pesisir Selatan, dan sebagian kecil lainnya ada di Agam dan Pasaman Barat.

Melihat pada kondisi komoditas gambir, saat ini luas lahan tercatat seluas 26.826 hektare, produksi 8.687 ton, produktivitas 368 kilogram per hektare, dengan jumlah KK yang menjadi petani gambir 37.673 KK.

Komoditas pala luas 4.956 hektare, produksi 1.399 ton, produktivitas 533 kilogram per hektare, dengan jumlah KK yang menjadi petani pala 9.301 KK.

Komoditas cengkeh luas 9.367 hektare, produksi 2.121 ton, produktivitas 390 kilogram per hektare, dengan jumlah KK yang menjadi petani cengkeh 24.339 KK.

Komoditas kayu manis luas 30.188 hektare, produksi 10.218 ton, produktivitas 831 kilogram per hektare, dengan jumlah KK yang menjadi petani kayu manis 56.165 KK.

Komoditas lada 71 hektare, produksi 54 ton, produktivitas 907 kilogram per hektare, dengan jumlah KK yang menjadi petani lada 78 KK.

"Soal tanaman rempah ini, kenapa tidak berkembang, karena mengikuti zaman. Dulu memang Sumbar ini menjadi daerah tujuan berbagai lintas negara untuk membeli rempah, kalau sekarang tidak lagi. Cuma komoditas gambir yang masih bertahan, serta ada kulit manis juga," sebutnya.

Pria yang akrab disapa Jejeng ini mengaku bahwa tanaman rempah yang ada saat ini tersebut, juga tidak semuanya menjadi komoditas unggulan.

Dia menyebutkan untuk komoditas unggulan di Sumbar saat ini adalah minyak kelapa sawit, kakao, serta juga ada kayu manis, dan sejumlah komoditas lainnya.

Jejeng mengatakan meski sejumlah tanaman rempah di Sumbar tidak menjadi komoditas unggulan, namun pemerintah daerah masih tetap memperhatikan tanaman rempah tersebut.

"Kita masih menyiapkan sejumlah bantuan untuk keperluan tanaman itu, seperti pupuk dan bibit," ungkapnya. (k56)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Noli Hendra
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper