Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ribuan Hektare Lahan Jeruk Gunung Omeh Sumbar Diserang Hama

Bupati Limapuluh Kota Safaruddin mengatakan akhir-akhir ini petani jeruk mengeluhkan adanya hama lalat buah yang menyerang perkebunan jeruk.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, PADANG - Produksi jeruk Gunung Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota, yang merupakan kualitas jeruk terbaik di Sumatra Barat, anjlok akibat diserang hama.

Bupati Limapuluh Kota Safaruddin mengatakan akhir-akhir ini petani jeruk mengeluhkan adanya hama lalat buah yang menyerang perkebunan jeruk.

Dia menyampaikan masyarakat telah mengeluhkan turunnya produksi jeruk hingga 75 persen, akibat hama lalat buah yang menjangkit hampir 25 hektare dari total 1.380 ha dari luas area perkebunan jeruk di perkebunan kelompok tani di Kecamatan Gunuang Omeh, Bukit Barisan dan Suliki.

"Jeruk Gunung Omeh ini adalah jeruk terbaik di Sumbar. Artinya cukup banyak masyarakat yang menggantungkan ekonomi hidup dari hasil perkebunan jeruk itu. Kondisi ini perlu dibantu juga oleh Pemprov Sumbar," katanya, Senin (9/5/2022).

Menurut bupati, dari pengakuan Bamus Kelompok Tani jeruk, meski telah memperoleh binaan dari OPD terkait mengenai langkah memutus rantai hama, dan kendati telah diterapkan, tapi belum hama belum maksimal dibasmi.

"Pemerintah telah melibatkan tim ahli di bidang pertanian bahkan, agar bisa dilakukannya pemutusan rantai hama. Tapi sepertinya ada hal yang perlu menyamakan pemahaman, sehingga binaan itu belum terealisasi dengan baik," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Suardi menyebutkan terkait persoalan hama itu, ke depan diperlukan adanya penerapan gerakan pengendalian per wilayah dan edukasi yang lebih mendalam.

Hal ini dikarenakan, dia menilai ada sebagian petani belum sepenuhnya memahami, terutama yang belum bergabung ke dalam kelompok tani.

"Perlu semacam surat edaran dari pemerintah daerahnya. Sehingga petaninya mau dan serius memahami tentang penanganan hama itu. Kalau sekarang kan, sepertinya petani belum sungguh-sungguh, terutama yang belum tergabung dalam kelompok tani," tegasnya.

Suardi menyarankan agar ada surat edaran, setidaknya dari wali nagari bahwa petani semestinya harus berkelompok. Karena informasi dan bantuan dari pemerintah diberikan hanya melalui kelompok tani yang sudah terdaftar.

"Kalau tidak bergabung dalam kelompok sangat disayangkan karena banyak bantuan dari pemerintah disalurkan lewat kelompok tani," kata dia.

Dia menjelaskan bila petani tergabung dalam sebuah kelompok, maka ada banyak bantuan yang bisa disalurkan oleh pemerintah, seperti peralatan perkebunan, dan kompos serta pembinaan yang semua diberikan melalui kelompok tani.

Diakuinya, untuk pengendalian hama, sejauh ini memang masih terkendala, karena belum dilakukan secara serempak di seluruh areal perkebunan jeruk oleh semua kelompok.

Menanggapi situasi itu, Gubernur Sumbar Mahyeldi yang datang langsung ke perkebunan jeruk pada Minggu (8/5) kemarin, langsung menginstruksikan agar gerakan pengendalian kembali dilakukan secara serempak di ketiga kecamatan sekaligus.

Dikatakannya berangkat dari hasil diskusi bersama tim ahli dan kelompok tani, diduga belum berhasilnya pengendalian hama disebabkan oleh upaya yang sebelumnya dilakukan bersifat periodik pada areal yang lebih kecil, sehingga menyebabkan hama justru berpindah-pindah dan menyebar sporadis.

"Kunci untuk menghadapi hama adalah dengan bekerja bersama, penanganan serempak di seluruh areal yang terdampak, kalau kelompok tani kompak bersama Insya Allah bisa diputus. Kita akan fokus ke tiga kecamatan ini," kata Mahyeldi.

Gubernur juga meminta pada Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan untuk memastikan seluruh ketua kelompok tani di ketiga kecamatan tersebut, sudah dikumpulkan dan diberikan edukasi sebelum memulai gerakan pengendalian hama secara serempak.

Dia juga mengimbau kepada petani yang belum tergabung ke dalam kelompok tani untuk segera bergabung agar dapat memperoleh berbagai benefit dan bantuan dari pemerintah.

"Saat ini ada 298 kelompok tani di tiga kecamatan, kumpulkan dulu semua dan diskusikan dan ambil sikap bersama sesuai saran dari tim ahli, tindakan apa yang harus dilakukan, apakah perangkap, pemangkasan, pemberian obat atau upaya lain. Semua harus kompak ikut serta, yang belum masuk kelompok tani juga segera bergabung," tegas gubernur. (k56)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Noli Hendra
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper