Bisnis.com, PALEMBANG -- Gubernur Sumatra Selatan Herman Deru membentuk satuan tugas atau satgas monitoring ketersedian minyak goreng. Tim itu untuk menanggulangi kelangkaan minyak goreng yang ada di provinsi itu.
Deru mengatakan Pemprov Sumsel sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan kebutuhan minyak goreng dapat terpenuhi.
"Bagaimanpun caranya, saya minta ini dapat terpenuhi, karena total produksi minyak curah di Sumsel sekitar 1.320 ton per hari,” katanya, Selasa (26/4/2022).
Adapun kebutuhan minyak goreng di Sumsel hanya berkisar 130 ton per hari. Oleh karena itu, gubernur bersama pihak terkait telah menyepakati agar hal ini dapat teralokasikan dengan baik.
"Untuk mengatasi masalah kelangkaan, saya bentuk satgas dan kami libatkan semua unsur, yaitu polisi, TNI, kejaksaan, dan unsur lainnya seperti Polres dan Koramil," ujarnya.
Deru mengatakan SK yang akan dibuat itu akan diberlakukan selama 3 bulan dan bertugas mendeteksi kelangkaan minyak goreng. Jika ditemukan adanya kecurangan maka kita tindak sesuai hukum yang berlaku.
Selain itu, menurut Deru, pihaknya juga akan memastikan harga jualnya, dan dipastikan dimulai dari produsen, distributor, agen hingga ke konsumsen yang membeli sampai tingkat pasar yaitu HET Rp 14.000 per liter atau Rp 15.500 per kilogram.
"Kendala utama ini antara distributor ke agen, bisa jadi karena jarak tempuh, bisa jadi juga ada keterlambatan pengiriman ke produsen. Saya sudah bilang bila perlu pinjam mobil tentara dan polisi jika memang dibutuhkan," ujarnya.