Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Pupuk Subsidi Kian Tinggi Tatkala Kuota Terbatas dan Harga Melambung

Menurut Kepala Seksi Pupuk, Pestisida dan Alsintan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Pemprov Sumatra Utara Heru Suwondo, terjadi peningkatan permintaan dari petani terhadap pupuk subsidi belakangan ini.
Pupuk urea produksi PT Pusri Palembang yang siap disalurkan ke petani. /Istimewa
Pupuk urea produksi PT Pusri Palembang yang siap disalurkan ke petani. /Istimewa

Bisnis.com, MEDAN - Hingga Maret 2022, penyaluran pupuk subsidi di Sumatra Utara tercatat 23,26 persen dari kuota alokasi 382.650 ton.

Menurut Kepala Seksi Pupuk, Pestisida dan Alsintan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Pemprov Sumatra Utara Heru Suwondo, terjadi peningkatan permintaan dari petani terhadap pupuk subsidi belakangan ini.

Kondisi itu tak lain disebabkan oleh lonjakan harga pupuk nonsubsidi hingga 100 persen. 

"Untuk penyaluran pupuk bersubsidi sudah on track, permintaan pupuk bersubsidi di tingkat petani meningkat karena terjadi kenaikan harga pupuk nonsubsidi 100 persen dari harga seharusnya," kata Heru kepada Bisnis, Selasa (19/4/2022).

Heru mengatakan, kuota pupuk subsidi yang tersedia bisa diakses para kelompok tani yang sudah tercatat dalam elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK).

"Penyaluran pupuk bersubsidi di tingkat petani masih menggunakan e-RDKK yang tersedia di kios pengecer," ujarnya.

Pada tahun 2022, Sumatra Utara memeroleh kuota pupuk subsidi sebanyak 382.650 ton. Jumlah tersebut terdiri atas pupuk Urea sebanyak 156.156 ton, kemudian pupuk SP-36 sebanyak 37.157 ton, pupuk ZA sebanyak 49.893 ton, lalu pupuk NPK sebanyak 109.243 ton dan pupuk organik sebanyak 30.201 ton.

Pada tahun ini, Sumatra Utara juga memeroleh tambahan dua jenis pupuk subsidi. Yaitu pupuk NPK Formula Khusus sebanyak 500 ton dan pupuk organik cair sebanyak 137.043 liter.

Sehingga total alokasi pupuk subsidi Sumatra Utara pada 2022 berjumlah 520.193 ton, jauh di bawah kebutuhan yang dicatat Pemprov Sumatra Utara. Untuk pupuk jenis Urea saja, Sumatra Utara membutuhkan kuota setidaknya 300.000 ton.

Karena keterbatasan ini, Pemprov Sumatra Utara memilih fokus menjaga proses penyaluran pupuk agar efektif dalam segi waktu dan sasaran.

"Yang perlu dijaga ketepatan waktu penyaluran, sehingga begitu tiba waktu petani memupuk, pupuknya sudah tersedia. Jadi jangan sampai mengganggu pertumbuhan tanaman," kata Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Pemprov Sumatra Utara Naslindo Sirait.

Menurut Sekretaris Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI) Achmad Tossin Sutawikara, permintaan yang tinggi terhadap pupuk subsidi bukan hal baru. Selama ini, ketersediaan atau kuota yang terbatas dan tidak memenuhi kebutuhan para petani. 

Sedangkan di sisi lain, harga pupuk nonsubsidi atau komersil turut melambung belakangan ini.

"Selama ini juga ada gap yang cukup besar antara kuota pupuk bersubsidi dengan kebutuhan di lapangan. Hanya saja dengan meningkatnya harga pupuk komersil (non-sub), intensitas permintaan semakin tinggi," kata Tossin.

Tossin mengatakan, perusahaan menerapkan penyesuaian harga pupuk nonsubsidi belakangan ini.

Untuk jenis Urea, perusahaan mematok harga retail Rp9.800 per kilogram bagi petani. Sedangkan untuk kalangan industri, harganya dibanderol Rp10.100 per kilogram. Kemudian untuk pupuk jenis NPK rata-rata dijual Rp9.500-Rp10.000 per kilogram.

Tossin mengatakan, penyesuaian harga pupuk saat ini sebenarnya relatif lebih rendah ketimbang harga yang dipatok saat kenaikan harga bahan baku mulai terjadi beberapa waktu lalu.

"Ini malah sedikit lebih rendah. Karena selanjutnya untuk menyesuaikan dengan daya beli konsumen. Produsen BUMN memberlakukan harga 90 persen dari harga pasar," kata Tossin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper