Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Syafruddin Karimi: Bank Nagari Syariah Sinyal Kemajuan Ekonomi Sumbar

Kini sudah saatnya mewujudkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) itu menjadi perbankan syariah, yang benar-benar tengah dinantikan oleh masyarakat Sumbar.
Kantor pusat PT Bank Pembangunan Daerah (BPD ) atau Bank Nagari yang berada di Jalan Pemuda No. 21, Padang. /Bisnis-Noli Hendra
Kantor pusat PT Bank Pembangunan Daerah (BPD ) atau Bank Nagari yang berada di Jalan Pemuda No. 21, Padang. /Bisnis-Noli Hendra

Bisnis.com, PADANG - Konversi PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) atau Bank Nagari menjadi perbankan syariah dinilai sebuah langkah yang tepat dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sumatra Barat.

Perekonomian di Sumbar pun diperkirakan akan tumbuh, karena dengan menjadi perbankan syariah, bisa menarik minat mitra untuk bekerjasama dengan Bank Nagari.

"Perbankan dunia syariah bakal melirik Bank Nagari, bila resmi berkonversi menjadi perbankan syariah. Ini peluang, dan Bank Nagari perlu segera menjadi perbankan syariah," kata pengamat ekonomi dan juga guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Andalas (Unand) Padang Syafruddin Karimi kepada Bisnis, Jumat (2/7/2021).

Menurutnya konversi Bank Nagari menjadi Bank Nagari Syariah adalah keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bank Nagari pada bulan November 2019 lalu.

Kini sudah saatnya mewujudkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) itu menjadi perbankan syariah, yang benar-benar tengah dinantikan oleh masyarakat Sumbar.

Karena bila diikuti perkembangan perbankan di dunia, khususnya negara negara mayoritas muslim, pergeseran menuju Bank Syariah makin dominan. Kehadiran bank syariah dalam kehidupan bisnis mendapat sambutan luas bukan hanya di kalangan penduduk muslim.

Melihat ke negara negara mayoritas muslim, inklusi keuangan meningkat dengan kehadiran bank syariah. Inklusi keuangan meningkat, produktivitas dan pertumbuhan ekonomi berdampak positif.

"Apakah konversi ini tepat? Kalau kita memahami ekosistem ekonomi budaya Sumbar, keputusan itu tidak hanya tepat, tetapi juga relevan dan sustainable sebagai momentum memajukan perekonomian Sumbar," tegasnya ketika dihubungi Bisnis di Padang.

Syafruddin menyebutkan bila melihat ke sisi bisnis. Baik itu bisnis bank syariah maupun konvensional, adalah bisnis dengan risiko dan ketidakpastian.

"Kita tidak bisa menafikan ada potensi kerugian atau keuntungan. Apapun bisnis tidak ada jaminan pasti rugi atau pasti untung karena ada resiko ketidakpastian," ujarnya.

Untuk itu perlu ada ilmu manajemen risiko. Sehingga menjadi tugas manajemen untuk meminimalkan risiko dalam situasi yang sesungguhnya selalu tidak pasti.

"Kalau Bank Nagari menjadi Bank Nagari Syariah, lalu dikira ketidakpastian menjadi naik dan keuntungan akan turun? Tentu ini tidak tepat karena ketidakpastian inheren dengan bisnis apapun," sebutnya.

Begitu juga dengan hadirnya Bank Syariah Indonesia (BSI), bukanlah sebuah kompetitor. Karena kalau melihat aspirasi masyarakat Sumbar yang sangat mengharap kehadiran Bank Nagari Syariah, BSI akan menjadi mitra strategis.

Karena Bank Nagari Syariah akan menasional dengan BSI. Namun yang perlu dicemaskan adalah kalau Bank Nagari Syariah tidak segera lahir, sehingga menimbulkan kekecewaan masyarakat.

"Ini yang perlu menjadi perhatian serius buat Sumbar. Kenapa? Bila Bank Nagari Syariah batal, jangan dikira bedol bank menuju BSI tidak akan terjadi. Saya amati potensi ini ada. Karena itu saya menilai sikap ragu ragu terhadap konversi Bank Nagari menjadi Bank Nagari Syariah tidak boleh terjadi. Dampaknya akan merugikan Bank Nagari sendiri," ujar Syafruddin.

Selain itu dari hal yang diamatinya, dengan berkonversinya Bank Nagari jadi perbankan syariah, akan mampu membuat membuat Bank Nagari tumbuh.

Karena market share keuangan Sumbar untuk produk syariaah masih sangat besar yang bisa dan perlu digarap oleh Bank Nagari Syariah.

"Jadi Sumbar sudah sangat terlambat melakukan itu seperti diungkap oleh Wakil Presiden beberapa hari lalu," tegasnya.

Dia menyatakan mestinya Bank Nagari yang pertama menjadi bank syariah. Konversi Bank Nagari menjadi Bank Nagari Syariah juga akan membuka pintu lebar buat Sumbar menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah nasional.

"Lalu apa yang perlu dilakukan Bank Nagari ke depan? Percepat proses konversi tersebut sampai di tangan OJK. Jangan buying time. Rakyat Sumbar sangat antusias menunggu lahirnya Bank Nagari Syariah," ungkapnya.

Sehingga soal keragu-raguan itu, bisa dibuang, bila jadi perbankan syariah. Karena Bank Syariah pada dasarnya memiliki karakter partisipatif dan inklusif.

"Ketika kita titipkan uang kita di bank syariah, buat apa uang kita itu digunakan? Itu bisa kita pastikan. Tidak akan ada pembiayaan terhadap sektor non-halal dari bank syariah," katanya lagi.

Untuk itu edukasi terhadap masyarakat tentang budaya keuangan tetap perlu dilanjutkan. Pusat-pusat pendidikan dan pelatihan keuangan syariah akan tumbuh dengan sendirinya.

"Apalagi kalau kita menyadari sangat banyak tenaga profesional keuangan syariah di Indonesia dan mancanegara adalah orang-orang asal Sumbar dengan kepedulian yang tinggi untuk kemajuan ekonomi Sumbar," jelasnya.

Menurutnya jika ada pemegang saham yang khawatir soal bakal rugi. Maka seharusnya pemegang saham justru perlu memperkuat komitmen bahwa konversi Bank Nagari menjadi Bank Nagari Syariah adalah segera.

Komitmen semacam itu adalah sinyal positif bagi dunia bisnis dan keuangan Sumbar. Komitmen pemegang saham justru akan menambah kepercayaan rakyat Sumbar, nasabah, investor dan mitra bisnis yang kita harapkan masuk ke Sumbar. (k56)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Noli Hendra
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper