Kementerian Investasi Dorong Pengembangan Industri Pertanian di Sumbar

Melalui rapat secara virtual bersama Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia dengan Pemprov Sumbar, Gubernur Mahyeldi mengharapkan adanya dukungan Kementerian Investasi terhadap pengembangan industri produk pertanian di Sumbar.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia /Bisnis
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia /Bisnis

Bisnis.com, PADANG - Pertanian yang menjadi salah satu sumber ekonomi yang cukup besar di Provinsi Sumatra Barat, didorong untuk terus berkembang. Potensi ini dilirik langsung oleh Kementerian Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal RI.

Melalui rapat secara virtual bersama Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia dengan Pemprov Sumbar, Gubernur Mahyeldi mengharapkan adanya dukungan Kementerian Investasi terhadap pengembangan industri produk pertanian di Sumbar.

"Pada RPJMD 2021-2026 Sumbar akan fokus pada bidang pertanian secara luas, pariwisata dan pendidikan. Kami berharap dukungan terutama untuk pengembangan industri produk pertanian," kata Mahyeldi dalam Rapat Koordinasi tentang Peta Peluang Investasi yang siap ditawarkan pada 2021 secara virtual di Ruang Rapat Gubernur, Jumat (18/6/2021).

Gubernur juga mengatakan Pemprov Sumbar telah mengalokasikan anggaran 10 persen khusus untuk pertanian. Hal itu dilakukan karena 57 persen penduduk Sumbar berprofesi sebagai petani dan 24 persen PAD berasal dari sektor pertanian.

Namun hal itu masih belum cukup. Perlu dukungan yang lebih besar agar potensi yang tersedia bisa terus berkembang dan menyerap tenaga kerja di daerah.

"Potensi yang sangat mungkin untuk dikembangkan adalah industri pengolahan kelapa, industri pengolahan kopi arabika, industri pengolahan gambir dan kakao," ujar Mahyeldi.

Dikatakannya bahan baku untuk tiga komoditas tersebut tersedia melimpah karena didukung luas lahan yang sangat besar.

"Dukungan penyusunan Feasibility Study (studi kelayakan) untuk empat potensi ini akan mampu menggerakkan perekonomian di Sumbar," ucapnya.

Menanggapi hal itu, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia langsung meminta deputi di kementeriannya untuk menindaklanjuti permintaan dari Gubernur Sumbar tersebut.

"Industri kelapa, gambir, kakao dan kopi ini langsung menampung menampung hasil pertanian dari masyarakat karena itu perlu dukungan. Siapkan Feasibility Study dan carikan investor," ucap Bahlil Lahadalia yang dikutip dari pernyataannya secara virtual.

Dia mengatakan pertumbuhan ekonomi dengan menggenjot investasi memang menjadi target tapi hal itu tidak akan banyak artinya jika tidak merata.

Sehingga investasi yang didukung tidak hanya yang besar, tetapi juga UMKM yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Artinya investasi itu harus ada multiplier effect-nya pada UMKM dan masyarakat juga.

Bahlil Lahadalia bahkan langsung mengagendakan untuk datang ke Sumbar pada 26 Juni 2021 untuk menggelar rapat koordinasi tentang investasi.

"Saya akan ke Sumbar dalam waktu dekat ini, mungkin nanti di tanggal 26 Juni 2021," sebutnya.

Sementara itu di kesempatan yang Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal Kementerian Investasi/Badan koordinasi penanaman modal (BKPM) Nurul Ichwan menambahkan rapat koordinasi yang digelar adalah awal penyusunan peta peluang investasi proyek strategis yg akan ditawarkan pada 2021.

"Ini arahan Presiden pada Menteri untuk menyiapkan informasi komprehensif tentang peluang investasi di daerah untuk ditawarkan pada investor potensial.
Kemudahan ini akan memudahkan investor mengambil keputusan menanamkan investasi di Indonesia," katanya.

Outputnya berbentuk profil proyek Feasibility Study, infografis, informasi proyek berbasis partial untuk ditampilkan di web hingga bisa diakses publik.

Tahun 2021 akan disiapkan 25 peluang investasi yang tersebar pada 20 provinsi. Sektornya diantaranya pariwisata, pengembangan kawasan dan industri yang terintegrasi serta kawasan penunjangnya.

Menurutnya pada 2020 ada 23 proyek di 16 provinsi yang disediakan dengan anggaran sekitar Rp80 Miliar. Dengan anggaran itu total nilai investasinya bisa mencapai Rp102,7 triliun.

"Diharapkan tahun ini akan bisa lebih besar lagi," tutupnya. (k56)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Noli Hendra
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper