Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Diduga Terdampak Covid-19 India, Harga Komoditas Gambir Sumbar Anjlok

Di Sumbar ada dua daerah yang memiliki kawasan perkebunan komoditas gambir yang cukup luas yakni Kabupaten Limapuluh Kota dan Kabupaten Pesisir Selatan. Kedua harga ini memiliki harga yang berbeda.
Salah seorang petani tengah mencetak gambir yang berada di daerah Desa Mudiak Gantiang, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, Senin (10/5/2021). /Bisnis-Noli Hendra
Salah seorang petani tengah mencetak gambir yang berada di daerah Desa Mudiak Gantiang, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, Senin (10/5/2021). /Bisnis-Noli Hendra

Bisnis.com, PADANG - Harga komoditas gambir di Provinsi Sumatra Barat anjlok 50 persen bila dibandingkan dengan harga beberapa hari yang lalu.

Di Sumbar ada dua daerah yang memiliki kawasan perkebunan komoditas gambir yang cukup luas yakni Kabupaten Limapuluh Kota dan Kabupaten Pesisir Selatan. Kedua harga ini memiliki harga yang berbeda.

Dari keterangan salah seorang petani gambir di Pesisir Selatan, Adrizal, mengatakan, saat ini harga gambir kering di daerahnya itu hanya Rp18.000 per kilogramnya. Memang bila dibandingkan beberapa hari yang lalu, harga gambirnya lebih tinggi dari saat ini yaitu Rp25.000 per kilogram.

"Harganya sudah pecah dari Rp20.000 per kilogram untuk gambir kering. Bahkan ada yang jual Rp18.000 per kilogramnya. Ini adalah harga yang sangat buruk," tegasnya kepada Bisnis, Senin (10/5/2021).

Dia menyebutkan kendati beberapa hari yang lalu harga gambir menyentuh Rp25.000 per kilogramnya, namun harga seperti itu masih jauh dari kata layak, alias harga segitu masih tergolong buruk.

Normalnya harga gambir kering itu Rp35.000 hingga Rp50.000 per kilogramnya. Penyebab semakin anjloknya harga gambir saat ini, petani menduga ada kaitannya dengan kondisi pandemi Covid-19 yang semakin parah di India.

"Saya membaca berita, India lagi parahnya terkena Covid-19. Padahal gambir di Sumbar ini India lah yang menampungnya, hanya satu-satunya negara yang membeli komoditas gambir. Jadi saya menduga, kondisi di India ada kaitannya dengan kondisi harga gambir saat ini," ucapnya.

Adrizal mengaku kondisi harga gambir saat ini ada kemungkinan akan terus anjlok lebih buruk lagi, bila kondisi di India juga semakin buruk pula. Kendati demikian para petani berharap, kondisi di India tidak mempengaruhi kondisi harga gambir di Sumbar.

"Sekarang mau lebaran, sementara harga gambir lagi anjlok. Momen seperti ini sungguh tidak tepat. Disaat kami butuh uang mau lebaran, tapi hasil panen gambir tidak menggembirakan," ungkapnya.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Sumbar Syafrizal juga mengakui bahwa harga gambir di Sumbar memang mengalami penurunan. Dapat dikatakan khusus harga gambir, sulit untuk diterka, kapan akan naik dan kapan akan turun.

Hal ini dikarenakan pemerintah tidak memiliki harga acuan khusus untuk komoditi gambir. Sementara yang membeli gambir itu hanya India satu-satunya. Jadi, soal harga India punya wewenang yang cukup bebas.

"Tapi apakah kondisi harga gambir saat ini turut berdampak adanya pandemi Covid-19 di India. Saya rasa tidak juga, karena pengiriman atau ekspor gambir itu sudah menjadi rutinas," sebutnya.

Syafrizal menyebutkan dari informasi yang peroleh terkait kondisi harga gambir di Sumbar, untuk daerah Kabupaten Limapuluh Kota saat ini harga gambir petani rakyat Rp28.000 per kilogram, dan untuk perkebunan milik pihak swasta Rp35.000 per kilogram.

Sedangkan di Kabupaten Pesisir Selatan, memang harganya tidak sama dengan harga Kabupaten Limapuluh Kota alias lebih rendah, dimana harganya Rp20.000 per kilogram.

"Kenapa ada perbedaan harga untuk dua daerah itu, karena memang di Pesisir Selatan kualitas gambir tidak terlalu bagus. Berbeda di Limapuluh Kota, kualitas lebih bagus," jelasnya. (k56)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Noli Hendra
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper