Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Replanting Tanaman Kelapa Sawit di Sumbar Ditargetkan 8.000 Hektare

Target replanting 2021 ini tutun sebesar 2.600 hektare. Karena di 2020 kemarin, target replanting mencapai 10.600 hektare.
Para pekerja tengah melakukan perawatan bibit kelapa sawit bersertifikat di tempat Bibit Tanaman Perkebunan CV Multi Maju yang berada di Lubuk Minturun, Kota Padang, Sumatra Barat, Kamis (25/2/2021)./Bisnis-Noli Hendra.
Para pekerja tengah melakukan perawatan bibit kelapa sawit bersertifikat di tempat Bibit Tanaman Perkebunan CV Multi Maju yang berada di Lubuk Minturun, Kota Padang, Sumatra Barat, Kamis (25/2/2021)./Bisnis-Noli Hendra.

Bisnis.com, PADANG - Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Sumatra Barat menyebutkan bahwa luas lahan untuk dilakukan replanting (peremajaan) tanaman kelapa sawit pada 2021 ini mencapai 8.000 hektare.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Sumbar Syafrizal mengatakan melihat dari jumlah target replanting 2021 ini, ada penurunan target jumlah replanting sebesar 2.600 hektare. Karena di 2020 kemarin, target replanting mencapai 10.600 hektare.

"Memang tahun 2020 itu target replanting tidak tercapai. Makanya di tahun 2021 ini jumlah target diturunkan. Harapan saya masyarakat bisa memanfaatkan kesempatan ini, supaya produktifitas bisa meningkat," katanya, Kamis (25/2/2021).

Dia menjelaskan untuk replanting tanaman kelapa sawit tahun 2021 ini, telah ditetapkan untuk enam kabupaten yakni Kabupaten Agam seluas 1.000 hektare, Dharmasraya 2.000 hektare, Pasaman Barat 3.000 hektare, Pesisir Selatan 750, Sijunjung 750 hektare, dan Kabupaten Solok Selatan sebanyak 500 hektare.

Alasan keenam daerah itu, karena selain merupakan daerah yang memiliki produksi kelapa sawit yang besar di Sumbar, di lima daerah tersebut juga terdapat banyak tanaman yang sudah memiliki usia tanam 25 tahun.

"Sesuai ketentuan, replanting kelapa sawit itu untuk tanaman kelapa sawit yang usianya 25 tahun. Replanting dilakukan bukan untuk mengurangi produktivitas, tapi malahan meningkatkan produktivitas. Sebab, usia tanaman 25 tahun itu, jumlah panen tidak begitu banyak lagi," ujarnya.

Pria yang akrab disapa Jejeng ini juga menyatakan, kendati dari sisi pemerintah telah menyediakan kuota untuk replanting tanaman kelapa sawit, dan melihat pada tahun-tahun sebelumnya, target tidak pernah tercapai. Hal itu diakibatkan dengan masih adanya petani kelapa sawit yang enggan untuk melakukan replanting. Karena dari beberapa informasi di lapangan, petani beranggapan bila replanting dilakukan, akan membuat mereka harus puas menikmati hasil panen, sebab harus menunggu kembali dari masa tanam ke masa panen.

Padahal anggapan itu tidaklah benar, tegas Jejeng, karena ada komoditi tanaman lain yang bisa dilakukan oleh petani saat replanting dilakukan. Salah satunya dengan penanaman komoditi jagung, karena secara kondisi tanah, jagung sangat cocok di tanam di lahan manapun, termasuk di kawasan perkebunan kelapa sawit.

"Kelapa sawit itu bisa dipanen setelah ditanam itu sekitar 5 tahun. Jadi selama 5 tahun itu bisa ditanam jagung. Nah kan bisa menghasilkan uang. Artinya tidak yang perlu diragukan lagi," tegasnya.

Sementara itu, salah satu usaha pembibitan perkebunan kelapa sawit yang ada di Lubuk Minturun, Kota Padang, Munir Marpaung selaku Direktur CV Multi Maju mengatakan, saat ini di kawasan pembibitan kelapa sawit perkebunannya itu mencapai 54.779 batang bibit.

"Seluruh bibit kelapa sawit ini di jual setelah ada label sertifikat dari Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Sumbar. Karena kita mitra, dan banyak petani membeli bibit ke tempat saya ini," ujarnya ketika ditemui Bisnis.

Dia mengakui meski memiliki ketersedian bibit kelapa sawit yang bersertifikat sebanyak 54.779 batang itu, dapat dikatakan masih belum bisa memenuhi permintaan pasar. "Di kawasan saya ini memiliki luas kurang lebih 2,5 hektare. Semuanya diisi oleh bibit kelapa sawit," sebutnya.

Daerah yang membeli bibit sawit ke CV Multi Maju selain datang dari daerah kabupaten dan kota, juga datang dari Provinsi Jambi dan Riau. (k56)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Noli Hendra
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper