Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Kedelai Kian Mahal, Masalah Masih dari Sektor Hulu

Tingginya harga kedelai impor akibat kendala di sektor agribisnis hulu. Stok kedelai di beberapa negara di Amerika menipis karena China memborong kedelai hingga puluhan ton dalam setahun.
Pekerja menyortir kedelai yang baru tiba di gudang penyimpanan di Kawasan Kebayoran Lama, Jakarta, Rabu (19/2/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pekerja menyortir kedelai yang baru tiba di gudang penyimpanan di Kawasan Kebayoran Lama, Jakarta, Rabu (19/2/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, MEDAN - Harga kedelai impor semakin melonjak. Pasalnya, per pekan kedua Februari 2021, harga kedelai di Kota Medan naik menjadi Rp10.000/kg dari Rp7.000/kg.

Tingginya harga kedelai impor akibat kendala di sektor agribisnis hulu. Stok kedelai di beberapa negara di Amerika menipis karena China memborong kedelai hingga puluhan ton dalam setahun. Selain itu, beberapa negara mengalami kekeringan.

"Dari harga impor memang sudah sangat tinggi. Ada kenaikan harga shipping, jadwal shipping tidak jelas, China memborong (kedelai), covid-19, dan masalah produksi di sana," kata Kepala Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Perwakilan I Ramli Simanjuntak, Kamis (11/2/2022).

KPPU sejak Januari 2020 telah melakukan observasi terkait kemungkinan terjadi kartel dan penimbunan komoditas. Sejauh ini, indikasi tersebut belum terbukti.

Bila ditilik ke akar masalahnya, Ramli menyatakan masalah utama ada di ketidakmampuan Sumut mewujudkan swasembada pangan.

Ramli melanjutkan, keterangan dari Kementerian Pertanian (Kementan) total produksi kedelai Sumut hanya sebesar 800.000 ton per tahun, sementara kebutuhan Indonesia adalah 2,3 hingga 5 juta ton per tahun.

"Jadi kita impor 2,2 juta ton. Bahan bakunya sangat tergantung sama impor. Di mana swasembada kedelai ini? Itu permasalahan yang paling utama sebenarnya," imbuhnya.

Hal senada juga dinyatakan oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) diwakili oleh Kepala Seksi Pengendalian Barang Pokok Disperindag Sumatra Utara Azrai Ridho Hanafiah. Katanya, pada Bulan November 2020 impor kedelai di Sumut adalah 14.000 ton. Memasuki bulan Desember 2020, impor berkurang menjadi 11.000 ton.

Saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) di salah satu gudang importir kedelai di Medan, Azrai mengatakan ada 6.000 ton kedelai yang terlambat pengirimannya di bulan Desember karena keterbatasan kontainer dari Amerika.

Menurut Azrai, sampai saat ini belum ada indikasi persaingan tidak sehat yang terjadi di rantai distribusi kedelai.

"Saat Desember, importir mengatakan masih ada lagi kedelai dalam perjalanan menuju Indonesia. Tidak ada indikasi permasalahan di rantai distributor. Murni masalah di hulu," katanya.

Adapun, berdasarkan data Disperindag Sumut, kebutuhan kedelai Sumut adalah 12.000 ton per bulan.

Stok kedelai di bulan Februari 2021 masih belum dapat dipastikan karena masih dalam proses pengimpunan data dari importir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper