Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harimau di Sumut Sering Keluar Habitat, Walhi: Akibat Kerusakan Hutan

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) meminta pemangku kepentingan menyelesaikan akar permasalahan, yaitu perusakan hutan, habitat harimau.
Kondisi bangkai Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) saat dibawa ke Kantor BBKSDA Sumatra Utara, di Medan, Jumat (26/5). Harimau Sumatera jantan yang diperkirakan berumur dua tahun tersebut mati dibunuh./Antara-Irsan Mulyadi
Kondisi bangkai Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) saat dibawa ke Kantor BBKSDA Sumatra Utara, di Medan, Jumat (26/5). Harimau Sumatera jantan yang diperkirakan berumur dua tahun tersebut mati dibunuh./Antara-Irsan Mulyadi

Bisnis.com, JAKARTA - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sumatera Utara angkat bicara terkait fenomena harimau sumatra (panthera tigris sumatrae) yang sering keluar dari habitatnya di daerah tersebut.

"Bahkan, ada yang sampai memangsa manusia di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) di Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara," kata Direktur Eksekutif Walhi Sumatera Utara Dana Prima Tarigan di Medan, Minggu (18/10/2020).

Pada saat ini, kata dia, terjadi di Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Barisan, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo.

Dia meminta pemangku kepentingan sebaiknya menyelesaikan akar permasalahan, yaitu habitat dari hewan yang dilindungi tersebut terganggu oleh aktivitas manusia yang merusak.

"Perbatasan Kabupaten Karo dengan Kabupaten Langkat saat ini telah terjadi kerusakan hutan karena dirambah secara ilegal, totalnya mencapai lebih kurang 1.200 hektare, dan itu masih dalam kawasan Tahura," ujarnya.

Alih fungsi hutan secara ilegal tersebut, menurut dia, belum juga ada solusinya. Di luar itu, aktivitas di kawasan sekitar Gunung Sibayak Kabupaten Karo juga sepertinya sudah terjadi, bahkan merusak habitat harimau sumatra.

"Jadi, yang harus dilakukan sekarang ini adalah menyelesaikan perusakan hutan yang menjadi habitat harimau agar hewan itu tidak keluar dan akhirnya terjadi konflik dengan manusia," ucapnya.

Ditegaskan pula bahwa selama akar masalah tidak diselesaikan, permasalahan seperti ini akan terus terjadi.

Terkait penghentian pendakian ke Gunung Sibayak dan pencarian harimau tersebut, Dana memandang perlu pemerintah melakukannya. Akan tetapi, hal ini belum menjawab persoalan jangka panjangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper