Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Sawit Topang Ekonomi Sumut

Periode Juli-Agustus 2020, Sumut mengalami peningkatan net ekspor sebesar US$0,8 miliar atau tumbuh 26,6 persen (yoy) lebih baik dari triwulan sebelumnya.
Ilustrasi./Antara-Muhammad Bagus Khoirunas
Ilustrasi./Antara-Muhammad Bagus Khoirunas

Bisnis.com, MEDAN - Nilai ekspor kelapa sawit dan turunannya periode Juli-Agustus 2020 di Sumatra Utara (Sumut) tercatat naik 9,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy).

Sawit menduduki posisi pertama komoditas ekspor Sumut dengan pangsa pasar tertinggi, yaitu 41,6 persen.

Secara kumulatif, nilai ekspor kelapa sawit dan turunannya (minyak kelapa sawit, sabun, margarin, sterain dan minyak biji kelapa sawit) di Sumut tumbuh meningkat 5,15 persen (yoy) sejalan dengan kenaikan harga crude palm oil (CPO) sejak awal tahun 2020.

Hal ini berdampak pada perbaikan net ekspor Sumut. Periode Juli-Agustus 2020, Sumut mengalami peningkatan net ekspor sebesar US$0,8 miliar atau tumbuh 26,6 persen (yoy) lebih baik dari triwulan sebelumnya.

“Produk turunan sawit hijau semua. Artinya, ada harapan bagi ekonomi Sumut untuk mengalami sedikit pemulihan,” ungkap Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatra Utara Wiwiek Sisto Widayat, seperti yang dikutip dalam keterangan resmi, Minggu (11/10/2020).

Berdasarkan laporan Bank Indonesia Perwakilan Sumatra Utara yang bertajuk Perekonomian Sumut Triwulan III 2020, perbaikan harga sawit dan turunannya paling banyak ditopang oleh produk minyak kelapa sawit. Total nilai ekspor Sumut ke lima negara tujuan ekspor sawit terbesar (Tiongkok, India, Mesir, Bangladesh, Amerika Serikat), bernilai US$248,3 juta. Total volume ekspornya berjumlah 400.210 ton.

Data menunjukkan, peningkatan nilai ekspor sawit di Sumut paling banyak ditopang oleh ekspor ke negara Tiongkok. Nilai penjualan ke negara tersebut mencapai US$108 juta pada triwulan III 2020.

Bank Indonesia mencatat, sepanjang triwulan III 2020 permintaan ekspor sawit dari Sumut ke negara Tiongkok, Mesir, dan Bangladesh mengalami peningkatan. Sementara India dan Amerika Serikat terkontraksi.

Wiwiek menyebutkan ada tiga faktor utama perbaikan kinerja ekspor sawit di Sumut, di antaranya normalisasi aktivitas produksi di negara tujuan, tingginya kebutuhan produk sawit dan turunannya selama pandemi, dan apresiasi harga CPO dunia.

Selain itu, komoditas karet dan turunannya di Sumut (crumb rubber, sheet, crepe, barang dari karet, dan karet alam) turut mengalami perbaikan ekspor dibandingkan triwulan II 2020. Secara kumulatif, ekspor karet Sumut masih pada teritori pertumbuhan minus 10 persen dibandingkan triwulan III 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper